Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan
Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 50 basis poin direspons positif oleh pelaku pasar modal, baik asing maupun lokal.
Walhasil,
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung 2,32 persen atau 131,91 poin ke level 5.799 pada sore ini, Jumat (29/6).
Bila sebelumnya pelaku pasar terus mencatat jual bersih (net sell), kali ini pasar saham dalam negeri kembali diminati pelaku pasar asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data RTI Infokom, pelaku pasar asing tercatat beli bersih (net buy) sebesar Rp690,92 miliar, sedangkan khusus di pasar reguler pelaku pasar asing net buy sebesar Rp263,35 miliar.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan kenaikan suku bunga acuan BI berpotensi menstabilkan pergerakan nilai tukar rupiah yang sejak kemarin terus tertekan hingga hampir Rp14.400 per dolar AS.
"Jadi, sebenarnya sejak pagi kan sudah menguat IHSG ini, sepertinya pelaku pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan. Jadi, mempengaruhi psikologis pelaku pasar terhadap kondisi di Indonesia," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (29/6).
Bila rupiah terus terpuruk, maka pelaku pasar yang berniat melakukan investasi di dalam negeri akan berguguran. Sebaliknya, pelaku pasar cenderung kembali berani berinvestasi ketika rupiah stabil.
"Intinya, keputusan BI ini untuk meredam kekhawatiran pelaku pasar karena kondisi rupiah," terang Valdy.
Tak hanya IHSG yang kembali hijau, nilai tukar rupiah juga terpantau terapresiasi pada 16.25 WIB dengan penguatan tipis 0,29 persen ke level Rp14.305 per dolar AS.
Sejalan dengan IHSG, sebagian indeks saham di Asia bergerak menguat sore ini. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang naik 0,15 persen, indeks Kospi di Korsel naik sebesar 0,51 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1,61 persen.
(bir)