Harga Minyak Dunia Menguat di Tengah Kekhawatiran Pasokan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 04 Jul 2018 07:12 WIB
Harga minyak menguat pada perdagangan Selasa (3/7), waktu AS, di tengah kekhawatiran pasokan terhadap minyak dunia.
Harga minyak menguat pada perdagangan Selasa (3/7), waktu AS, di tengah kekhawatiran pasokan terhadap minyak dunia. (REUTERS/Stringer).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak menguat pada perdagangan, Selasa (3/7), waktu Amerika Serikat (AS), di tengah kekhawatiran pasokan minyak dunia.

Dilansir dari Reuters, Rabu (4/7) pagi, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik US$0,2 di level US$74,14 per barel. Selama sesi perdagangan, harga WTI sempat tertekan ke level US$72,73 per barel, namun kembali terdongkrak hingga ke level US$75,27 per barel, tertinggi sejak tiga tahun terakhir.

Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka Brent sebesar US$0,46 menjadi US$77,76 per barel. Selama sesi perdagangan berlangsung, harga terendah Brent berada di level US$76,67 per barel dan tertinggi di level US$78,85 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di awal perdagangan, harga minyak sempat menguat karena Iran mengancam akan mengganggu pengiriman minyak dari Teluk Timur Tengah, jika AS tetap mengenakan sanksi kepada Iran.


Dalam pernyataan resmi, Presiden Iran Hassan Rouhani mengacuhkan upaya AS untuk menghentikan ekspor minyak Iran. Ancaman itu membuat harga minyak WTI menembus level US$75 per barel sejak 2014.

Meskipun pernyataan Rouhani ambigu, di masa lalu pemerintah Iran pernah mengancam untuk memblokir Selat Hormuz yang merupakan jalur pengiriman minyak mentah utama sebagai upaya balasan terhadap tindakan AS yang dianggap bertentangan.

Saat dikonfirmasi apakah Rouhani melemparkan ancaman tersebut, Rouhani menolak untuk memberikan klarifikasi.

"Hanya ancaman yang akan menambah ketidakpastian dan menyebabkan premi risiko tertentu," ujar Analis Komoditas Senior Commerzbank Carsten Fritsch.


Kemudian, selama sesi perdagangan berjalan, harga minyak sempat tergelincir akibat pelaku pasar yang mengantongi profit menyambut hari libur peringatan kemerdekaan AS pada 4 Juli 2018.

Pelaku pasar juga bertaruh kekurangan pasokan global tidak akan bertahan se-lama yang diperkirakan. Pasalnya, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya akan menggenjot produksinya.

Menteri Energi Arab Saudi merangkap Presiden OPEC 2018 Suhail al-Mazrouei menyatakan Arab Saudi siap untuk mengatasi kemungkinan kekurangan pasokan minyak dunia dan anggota OPEC akan berupaya untuk mematuhi kesepakatan kelompok kartel tersebut.

Pelaku pasar juga memperdebatkan soal kapan operasional produksi minyak 360 ribu barel per hari (bph) dari perusahaan minyak Kanada Syncrude kembali berjalan. Bulan lalu, fasilitas pasir minyak dekat Fort McMurray, Alberta, mengalami gangguan listrik dan kemungkinan operasional akan terhenti sepanjang Juli ini.


Jika bisa lebih cepat beroperasi kembali, maka pasokan di hub pengiriman minyak AS Cushing, Oklahoma, dapat terdongkrak.

Vice President Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian di Stamford, Connecticut, mengungkapkan bahwa harga minyak melandai setelah pembicaran terkait gangguan pasokan yang dianggap berlebihan mengemuka. McGillian juga memperkirakan pelaku pasar bisa saja beralih untuk mencairkan kontrak pada posisi harga akan naik (bullish).

Anggota Pelaksana Tyche Capital Tariq Zahir di New York menyatakan bahwa tekanan untuk mencairkan bisa dipercepat sebelum hari libur peringatan kemerdekaan AS.

Di akhir sesi perdagangan, harga minyak kembali menguat terdorong sentimen pasar terhadap gangguan pasokan, yang diproyeksikan tidak dapat teratasi secepat yang diperkirakan.


Pada perdagangan usai penutupan, harga minyak mengalami penguatan lebih jauh setelah Institut Perminyakan Amerika (American Petroleum Institute/API) menyatakan bahwa persediaan minyak mentah pada pekan lalu menurun lebih besar dibandingkan ekspektasi.

Data resmi dari Badan Administrasi Informasi Energi AS (Energy Information Administration/ EIA) baru akan dirilis pada Kamis (5/7), waktu setempat, atau mundur dari jadwal rilis Rabu setiap pekannya akibat libur nasional. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER