Shell dan Total Latah Naikkan Harga BBM Nonsubsidi pada Juli

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 04 Jul 2018 18:24 WIB
Kementerian ESDM kebanjiran laporan rencana kenaikan harga jual Bahan Bakar Minyak dari sejumlah perusahaan minyak milik asing yakni, Shell, Total, dan Vivo.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Usai lebaran, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kebanjiran laporan rencana kenaikan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) dari sejumlah perusahaan minyak milik asing.

Setelah PT Pertamina (Persero), Kementerian ESDM telah menerima laporan rencana kenaikan harga BBM dari PT Shell Indonesia, PT Total Oil Indonesia, dan PT Vivo Energy Indonesia yang berlaku Juli 2018.

"Margin penjualan (BBM) setelah harga naik tetap di bawah 10 persen," ujar Direktur Jendaral Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto di kantor Kementerian ESDM, Rabu (4/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Djoko mengungkapkan telah menerima rencana kenaikan harga BBM Pertamina sejak 26 Juni 2018 lalu. Kenaikan harga itu berlaku mulai 1 Juli 2018.

Di wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali), untuk jenis Pertamax dari Rp8.900 menjadi Rp9.500 per liter dan harga Pertamax Turbo naik Rp600 per liter menjadi Rp10.700 per liter.

Kemudian, perseroan juga mengerek harga Pertamina Dex sebesar Rp500 menjadi Rp10.500 per liter dan Dexlite naik Rp900 menjadi Rp9 ribu per liter.

Setelah itu, Djoko juga menerima laporan kenaikan harga BBM Shell yang berkisar hingga Rp100 hingga Rp600 per liter. Kenaikan mulai berlaku sejak 3 Juli 2018. Sebelumnya, Shell telah mengerek harga BBM di SPBU pada 8 Juni 2018 lalu.


Mengutip situs resmi Shell, di wilayah Jabodetabek, harga Shell Super saat ini dijual seharga Rp 9.950 per liter atau naik Rp350 per liter. Kemudian, harga Shell Reguler naik Rp600 per liter menjadi Rp 9.300 per liter, Shell V-Power naik Rp350 per liter menjadi Rp 11.250 per liter, dan Shell Diesel naik Rp350 menjadi Rp11.150 per liter.

Di Bandung, Shell Super naik dari Rp9.650 menjadi Rp10 ribu per liter dan Shell Reguler naik dari Rp8.700 menjadi Rp9.300 per liter. Selanjutnya, Shell V Power terkerek dari Rp10.950 menjadi Rp11.350 per liter dan Shell Diesel dari Rp10.850 menjadi Rp11.250 per liter.

Di Medan, harga Shell Super naik Rp100 menjadi Rp9.600 per liter dan Shell Diesel dari menjadi Rp10.400 menjadi Rp10.500 per liter.

Selanjutnya, Total Indonesia juga mengerek harga jual BBM bulan ini di kisaran 4,6 hingga 4,7 persen dibandingkan bulan lalu. Harga baru berlaku mulai 1 Juli 2018.


Jika dirinci, Performance 90 naik dari Rp8.500 menjadi Rp9.200 per liter, Performance 92 naik dari Rp9.600 menjadi Rp10.300 per liter. Selanjutnya, harga Performance Diesel dari Rp10.800 menjadi Rp11.350 per liter.

Terakhir, Vivo mengajukan kenaikan harga BBM jenis Revvo 90 sebesar 1,2 persen menjadi Rp8.650 per liter dan Revvo 92 sebesar 1,6 persen menjadi Rp9.550 per liter. Dalam surat pengajuannya, Vivo mengusulkan harga baru tersebut akan berlaku mulai 5 Juli 2018.

Menurut Djoko, perbedaan harga jual BBM masing-masing perusahaan berbeda karena perbedaan biaya produksi. Namun, perusahaan minyak tidak akan mengajukan kenaikan harga terlalu tinggi dan mengambil margin berlebihan. Pasalnya, perusahaan tidak ingin kehilangan konsumen.

Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 34 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 39 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran BBM, perubahan harga BBM non subsidi tidak perlu mendapatkan persetujuaan Menteri ESDM.


Namun, sesuai Pasal 4 ayat 3 beleid yang berlaku sejak 22 Juni 2018 itu, pemerintah tetap mewajibkan badan usaha untuk melapor kepada Menteri ESDM mengenai harga jual eceran BBM non subsidi. Laporan tersebut disampaikan ke Dirjen Migas yang kemudian akan dievaluasi maksimal 10 hari kerja.

Menteri ESDM dapat melakukan intervensi terhadap penetapan harga jual eceran jika penetapan harga tak sesuai dengan ketentuan. Dalam hal ini, margin bandan usaha tetap dipatok maksimal 10 persen dari harga dasar.

"Begitu margin lebih dari 10 persen (harga pasar) kami akan menurunkan harganya," ujar Djoko. (lav/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER