Impor Amonium Nitrat Dibatasi Demi Tekan Defisit Perdagangan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 09 Jul 2018 11:19 WIB
Kementerian Perindustrian akan membatasi impor amonium nitrat demi menekan impor bahan kimia yang mengancam pada defisit neraca perdagangan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. 9CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian akan membatasi impor amonium nitrat dari luar negeri demi menekan impor bahan kimia yang nilainya cukup signifikan hingga berpengaruh pada defisit neraca perdagangan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor bahan kimia dan produknya tercatat US$8,6 miliar pada periode Januari hingga April 2018. Angka ini naik 17,49 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu yakni US$7,32 miliar.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan langkah ini merupakan solusi jangka pendek atas melemahnya kinerja dagang Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Solusi) jangka pendeknya seperti pembatasan impor amonium nitrat," jelas Airlangga dari siaran pers dikutip Senin (9/7).


Airlangga menilai impor amonium nitrat perlu dibatasi lantaran sudah banyak perusahaan yang mumpuni untuk memproduksinya.

Bahkan, sudah ada perusahaan yang berkomitmen untuk menambah produksi senyawa kimia bagi bahan baku pupuk ini, seperti PT Pupuk Kalimantan Timur yang bekerjasama dengan PT Dahana untuk memproduksi amonium nitrat berkapasitas 75 ribu metrik ton per tahun.

Setelah pembatasan produksi, solusi jangka panjang untuk menekan impor kimia adalah mendorong investasi dan substitusi impor. Bukan tidak mungkin nantinya Indonesia jadi pengekspor amonium nitrat.

"Kapasitas produksinya (amonium nitrat) sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik. Kami dorong pasar domestik lebih optimal dan terus digenjot untuk ekspor," ujar Airlangga.


Ia juga bilang, industri kimia adalah salah satu prioritas pemerintah, sehingga tak heran jika ia menjadi satu dari lima industri prioritas yang menjadi fokus revolusi industri 4.0. Tahun lalu saja, sumbangan sektor ini ke Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat Rp236 triliun.

Hanya saja, penguatan industri kimia perlu didukung dengan biaya produksi yang murah. Adapun, cara ini bisa dilakukan dengan memberikan kepastian pasokan dan harga gas bumi yang terjangkau.

"Kemampuan pengembangan tersebut dapat diwujudkan dengan jaminan pasokan gas bumi untuk domestik, kebijakan kuota impor untuk produk unggulan tertentu serta sinergi dengan pengembangan riset teknologi," paparnya.


Perbaikan defisit neraca perdagangan merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mengantisipasi defisit transaksi berjalan yang nantinya berujung dalam pemumpukan cadangan devisa.

Data BPS menunjukkan neraca perdagangan defisit sebesar US$2,83 miliar antara Januari hingga Mei tahun ini. Sementara itu, cadangan devisa Indonesia ikut melorot dari US$131,98 miliar di bulan Januari ke US$119,8 miliar di bulan Juni kemarin. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER