Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk akan menaikkan
suku bunga kredit paling lambat Agustus mendatang sebagai respons kebijakan
Bank Indonesia (BI) yang telah mengerek suku bunga acuan hingga 100 basis poin sejak awal tahun.
Direktur Utama Jahja Setiaatmadja memperkirakan kenaikan suku bunga kredit akan berkisar 0,25-0,5 persen. Namun, perusahaan tidak akan langsung menaikkan suku bunga seluruh segmen kredit.
"Naik misalnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) karena sudah murah, kemudian Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Itu harus disesuaikan kembali," tutur Jahja, Rabu (12/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, suku bunga KPR sebesar 5,88 persen dan KKB sebesar 3,17-3,2 persen untuk suku bunga tetap, sedangkan suku bunga efektifnya berkisar 6,5-7 persen.
"Jadi Agustus hampir pasti bunga pinjaman harus naik karena kami juga bunga deposito sudah empat kali naik atau sudah 100 basis poin naiknya," jelas Jahja.
Secara terpisah, Direktur BCA Santoso mengungkapkan perusahaan akan sangat hati-hati memilih segmen kredit mana yang suku bunganya kan dinaikkan terlebih dahulu. Sebab, peningkatan suku bunga akan mempengaruhi rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan.
"Kami akan melihat kalau konsumer kan jangka panjang jadi harus hati-hati. Ini banyak pertimbangan, kalau yang komersial kalau buru-buru kami naikkan, kalau macet jadi masalah," ucap Santoso.
Selain itu, BCA juga masih menunggu kondisi global dan domestik, khususnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, rupiah belum stabil usai BI menaikkan suku bunga acuan hingga 100 basis poin sepanjang tahun ini.
Bila rupiah tak kunjung menguat atau kembali ke area Rp13.900 per dolar AS, maka ada kemungkinan BI mengerek kembali suku bunga acuan untuk meredam pergerakan rupiah.
"Ini dengan Rp14 ribu sekian kan dinaikkan terus (suku bunga acuan BI). Semua sudah pada teriak nih gara-gara kurs naik terus," sambung Santoso.
Sementara itu, ia tak menampik kenaikan suku bunga kredit perusahaan akan berimbas pada jumlah permintaan kredit itu sendiri. Makanya, sejak awal BCA tak berani memberikan target pertumbuhan kredit muluk-muluk.
"Ya kalau ditanya kami targetnya sepanjang tahun pertumbuhan kredit masih sembilan sampai 11 persen," tutur Santoso.
Kendati konservatif, Santoso mengaku cukup puas dengan pencapaian pertumbuhan kredit per Mei 2018 yang mencapai sekitar 13-14 persen secara tahunan.
(lav)