Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Luhut Binsar Panjaitan menantang tukang kritik pemerintah untuk mencium kakinya apabila data yang dipaparkan salah. Sebaliknya, jika data yang digunakan untuk mengkritik pemerintah terbukti benar, maka Luhut rela untuk mencium kaki lawannya.
Tantangan dilemparkan karena Luhut mengaku jengah dengan banyaknya pihak yang menjelek-jelekkan pemerintah. Ditambah lagi, pihak yang mengkritik acap kali memberitakan kabar bohong, data yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
"Tidak usah saya sebut lah (namanya). Sudah mengerti lah (siapa). Saya bicara agak keras, ini mengingatkan yang seumuran saya itu. Berbeda pendapat boleh, tapi jangan bermusuhan dan jangan berikan info salah," ujarnya, Kamis (12/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Luhut meminta sosok tersebut untuk menantang pemerintah dengan cara yang elok. Ia meminta pihak terkait membuktikan omongannya melalui data-data valid.
"Supaya jantan dan satria. Berani ga di-
challenge (ditantang)? Saya bekas tentara loh, jangan ngomong yang jelek. Kasihkan datamu. Elu datang kemari, gua cium kaki elu. Tapi, kalau
elu salah,
elu cium kaki gua," tegas dia.
Sebagai pemangku kebijakan, ia mengakui bahwa pemerintahan tetap butuh masukan yang konstruktif. Di sisi lain, pemerintah tetap akan memberikan kondisi negara apa adanya.
Tapi, menurutnya, sejauh ini kondisi Indonesia secara makroekonomi tidak ada masalah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi 5,06 persen di kuartal I. Inflasi secara tahunan juga tercatat 3,12 persen secara tahunan pada Mei.
Selain itu, penyerapan utang negara secara tahun kalender hingga Mei berada di angka Rp169,02 triliun atau turun 12,83 persen dibanding tahun kemarin. Makanya, ia meminta pihak-pihak tersebut untuk berpikir jernih dalam melihat kondisi saat ini.
"Jadi, jika ada yang mau jadi pemimpin tidak apa-apa, tapi jangan menjelek-jelekkan. Programnya (pemerintah) saja yang seharusnya dilihat. Saya sakit gigi mendengar orang ngoceh yang suka membohongi rakyatnya," pungkas Luhut.
(bir)