Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan karyawan Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menolak bertemu dengan Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Arcandra Tahar dalam aksi demo yang digelar hari ini. Serikat pekerja bersikeras untuk bertemu dengan Menteri ESDM
Ignasius Jonan.
"Kami tidak ingin diskusi dengan Wamen (Arcandra), amanat kami harus dialog dengan menteri," ujar Presiden FSPPB Arie Gumilar di kantor Kementerian ESDM, Jumat (20/7).
Dalam aksinya, Arie menyampaikan sejumlah tuntutan pekerja mulai dari permintaan penambahan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan penetapan harga BBM sesuai harga keekonomian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Premium tidak disubsidi sehingga jadi beban kas usaha. Kas usaha tergerus, efeknya Pertamina tidak bisa belanja lagi," ujarnya.
Selain itu, Arie juga meminta pemerintah membatalkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 23 Tahun 2018 yang dianggap tidak mencerminkan keberpihakan pada kepentingkan rakyat. Pasalnya, pekerja menganggap aturan tersebut mengedepankan kepetingan kontraktor migas selain Pertamina yang merupakan 100 persen perusahaan milik negara.
Jika tidak dipenuhi, serikat mengancam akan menggelar aksi mogok lebih besar.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi. Publik, dan Kerja Sama Agung Pribadi mengungkapkan Kementerian ESDM telah siap menerima perwakilan pekerja. Mengingat Menteri ESDM Ignasius Jonan tengah menghadiri rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo maka Wamen Arcandra yang akan menerima.
"Saya ingin menjelaskan (terkait tuntutan pekerja) tetapi mereka (FSPPB) tidak membolehkan," ujar Arcandra.
(agi)