Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah melemah paling dalam dibandingkan mata uang negara di kawasan Asia dan negara maju pada akhir perdagangan pasar spot hari ini, Selasa (24/7). Rupiah ditutup di posisi Rp14.545 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,43 persen dari penutupan kemarin, Senin (23/7) di Rp14.482 per dolar AS.
Di kawasan Asia, pelemahan rupiah diikuti won Korea Selatan yang melemah 0,35 persen, renmimbi China minus 0,24 persen, rupee India minus 0,17 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,09 persen.
Namun, dolar Singapura masih berhasil menguat tipis 0,01 persen dari dolar AS. Lalu, dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, yen Jepang 0,13 persen, dan peso Filipina 0,19 persen. Sementara baht Thailand bergerak stagnan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan pergerakan mata uang negara maju bervariasi. Poundsterling Inggris, dolar Australia, dan rubel Rusia berhasil menguat masing-masing 0,04 persen, 0,07 persen, dan 0,41 persen. Namun, euro Eropa dan franc Swiss justru melemah 0,09 persen dan 0,2 persen. Sementara dolar Kanada stagnan.
Lukman Leong, Analis Valbury Asia Futures mengatakan rupiah terjerembab di kisaran Rp14.500 per dolar AS karena tak ada sentimen positif yang berhasil menggerakkan, baik dari dalam maupun luar negeri. Sedangkan, sentimen yang tersisa masih berasal dari eksternal saja.
"Apalagi jelang akhir bulan seperti ini, tidak ada sentimen dari rilis data perekonomian, sehingga faktornya hanya sisa-sisa sentimen sebelumnya," katanya kepada
CNNIndonesia.com.
Walhasil, ia memperkirakan pergerakan rupiah dalam beberapa hari ke depan masih harus rela tertahan di kisaran saat ini. Bahkan, kembali berpotensi melemah lagi meski relatif tipis.
(agi)