Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) membukukan laba bersih pada semester I 2018 turun 1,37 persen dari Rp2,03 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp2,01 triliun.
Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengatakan penurunan
laba bersih ini dipengaruhi oleh merosotnya portofolio kredit mikro perseroan.
"Kalau ada portofolio yang masih turun, maka pendapatan tak bisa kami naikkan," ungkap Satinder, Rabu (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan mencatat jumlah kredit mikro hanya berkisar Rp3-4 triliun. Angka itu turun sekitar 50 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7 triliun.
"Tapi ada pertumbuhan pendapatan dari portofolio yang lain," terang Satinder.
Ia menjabarkan pertumbuhan terlihat pada kredit segmen Usaha Kecil Menengah (UKM) sebesar 14 persen menjadi Rp30,4 triliun dan kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 40 persen menjadi Rp6,9 triliun.
Secara keseluruhan, total portfolio kredit dan
trade finance Bank Danamon naik empat persen dari Rp128,3 triliun menjadi Rp133,9 triliun. Namun, total portofolio kredit dan
trade finance di luar bisnis pembiayaan naik delapan persen menjadi Rp129,4 triliun.
Kenaikan kredit ini juga diikuti dengan peningkatan rasio kredit bermasalah (
non performing loan/NPL)
gross menjadi 3,3 persen dibandingkan sebelumnya 3,2 persen. Manajemen mengklaim hal ini disebabkan oleh kredit di beberapa sektor, seperti bisnis baja dan pelayaran.
"Kami antisipasi kejatuhan ke NPL, kami sudah siapkan pencadangan," imbuh Satinder.
Lebih lanjut ia mengatakan giro dan tabungan pada pertengahan tahun ini naik sembilan persen menjadi Rp50,9 triliun. Sementara, deposito turun tujuh persen menjadi Rp54,5 triliun.
"Rasio
Current Account and Saving Account (CASA) naik sembilan persen menjadi 48,2 persen karena peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular," jelas Satinder.
(agi)