Jakarta, CNN Indonesia --
Rupiah bergerak stagnan. Pada sesi penutupan perdagangan Selasa (31/7) rupiah ditutup di level Rp14.414 per dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis 0,01 persen jika dibandingkan Senin (30/7) kemarin.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di posisi Rp14.413 per dolar, melemah jika dibandingkan posisi Senin yang berada di level Rp14.409 per dolar.
Pergerakan landai yang sama juga dialami sejumlah mata uang Asia lainnya. Untuk baht Thailand menguat tipis 0,03 persen jika dibanding dolar AS, dolar Hongkong melemah tipis 0,01 persen, dan dolar singapura melemah tipis 0,08 persen dibanding dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk rupee India menguat tipis 0,09 perse per dolar AS, peso Filipina menguat 0,17 persen per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pergerakan rupiah sampai dengan Selasa ini masih dibayang-bayangi oleh dampak dari kondisi ekonomi global.
Kekhawatiran pasar terhadap kebijakan suku bunga AS yang dibarengi dengan bayang-bayang pelonggaran kebijakan Bank Sentral Jepang membuat investor cenderung pasif sehingga membuat rupiah hanya bergerak tipis.
"Dari dalam negeri juga masih belum ada data bagus," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (31/7).
Kebijakan pemerintah menunda proyek infrastruktur nonstrategis untuk membendung impor belum mampu mengangkat pergerakan rupiah secara signifikan. Apalagi pada saat bersamaan pemerintah juga memutuskan untuk membatalkan rencana pencabutan DMO batu bara.
Ibrahim memperkirakan Rabu (1/8) esok rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.380-Rp14.480 per dolar AS.
(agt)