Produksi OPEC Naik, Harga Minyak Sepanjang Juli Merosot

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 01 Agu 2018 07:55 WIB
Harga minyak mentah Brent pengiriman Oktober turun US$1,34 menjadi US$74,21 per barel, sedangkan harga minyak AS WTI turun U$1,34 menjadi US$68,76 per barel.
Harga minyak mentah Brent pengiriman Oktober turun US$1,34 menjadi US$74,21 per barel, sedangkan harga minyak AS WTI turun U$1,34 menjadi US$68,76 per barel. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia merosot pada perdagangan Selasa (31/7), waktu Amerika Serikat (AS). Secara bulanan, penurunan tersebut merupakan yang terbesar, dipicu oleh sentimen kenaikan pasokan setelah produksi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang mencapai level tertinggi untuk tahun ini pada Juli lalu.

Dilansir dari Reuters, Rabu (1/8), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun US$1,34 menjadi US$74,21 per barel. Kemudian harga Brent untuk pengiriman September ditutup di level US$74,25 per barel.

Penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah AS West Texas Intemediate (WTI) sebesar US$1,37 atau hampir dua persen menjadi US$68,76 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara bulanan, harga Brent merosot lebih dari enam persen dan harga WTI turun sekitar tujuh persen sepanjang bulan lalu. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak Juli 2016 untuk kedua harga acuan.

Penurunan harga minyak berlanjut pada perdagangan pasca penutupan (post-settlement) dengan harga WTI tertekan ke level US$68,32 per barel. Hal itu terjadi setelah Institut Perminyakan Amerika (API) mencatat persediaan minyak mentah AS naik 5,6 juta barel pekan lalu.

Sementara, survey Reuters memperkirakan stok minyak mentah Negeri Paman Sam sepanjang pekan lalu turun sebesar 2,8 juta barel. Adapun data resmi dari Badan Administrasi Energi AS baru akan dirilis pada Rabu (1/8), waktu setempat.


Partner Again Capital Manegement John Kilduff menilai pasar menangkap sinyal bahwa masalah gangguan pasokan di selat Bab al-Mandeb di Laut Merah dapat teratasi. Akibatnya, harga minyak tertekan selama sesi perdagangan berlangsung.

Kelompok Houthi dari Yaman yang terafiliasi Iran menyatakan siap untuk menghentikan serangan di Laut Merah demi mendukung upaya perdamaian. Sebelumnya, Arab Saudi telah menutup sementara rute pelayaran melalui Selat Bab al-Mandeb pada pekan lalu menyusul serangan Houthi pada dua kapal minyak Arab Saudi di jalur tersebut.

Berdasarkan survey Reuters, Rusia dan OPEC mengerek produksinya pada bulan lalu. Data menunjukkan OPEC mengerek produksinya sebesar 70 ribu barel per hari (bph) menjadi 32,64 juta bph, tertinggi untuk tahun ini.

"Kami melihat produksi yang lebih banyak, sehingga membebani harga," ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn di Chicago.


Jajak pendapat Reuters juga menunjukkan bahwa harga minyak kemungkinan akan bergerak cukup stabil tahun ini dan tahun depan seiring kenaikan produksi OPEC dan AS yang mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan dari Asia. Kenaikan produksi juga mampu mengimbangi gangguan pasokan dari beberapa negara.

OPEC telah berkomitmen untuk mengimbangi berkurangnya pasokan dari Iran, produsen minyak terbesar ke-3 OPEC. Pengenaan sanksi kembali oleh AS mulai memangkas ekspor minyak mentah Iran.

Pemerintah Iran menyatakan AS membuat kesalahan dengan menaruh harapan pada Arab Saudi dan produsen minyak lain untuk dapat mengkompensasi berkurangnya pasokan akibat pengenaan sanksi tersebut.

Sementara, pasar mengacuhkan laporan terkait kemungkinan AS dan China untuk memulai negosiasi dan mengakhiri perang dagang antara kedua negara. Berakhirnya sengketa dagang dapat mengerek permintaan di pasar minyak. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER