Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menegaskan momentum tahun politik menjelang pemilihan presiden (
Pilpres) 2019 tak menyebabkan para
emiten mengubah rencana pengembangan usaha.
Sekretaris Umum AEI Yan Partawidjaya mengatakan tiap emiten tentu sudah merancang rencana kerja, strategi, hingga target kinerja keuangan sejak awal tahun atau beberapa tahun sebelumnya untuk rencana jangka panjang.
"Tidak ada sentimen negatif dari pilpres, ekspansi tidak berdampak karena itu sudah menjadi target awal, jadi tujuanya bagaimana kami meraihnya," papar Yan, Rabu (1/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai pengusaha, kata Yan, tak bisa hanya berpihak pada satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Jika demikian, maka perkembangan perusahaan akan bergantung hanya pada satu pasangan calon.
"Jadi kalau misalnya A menang, lalu karena kami tidak memilih A, bisnis kami nanti hancur. Tidak begitu. Harus berada di semua sisi jadi tetap survive," jelas Yan.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif AEI Samsul Hidayat menilai rencana kerja emiten tak akan berubah selama persiapan pilpres 2019 berlangsung damai dan aman.
"Semua akan berjalan normal kecuali ada faktor eksternal, misalnya keributan," tutur Samsul.
Sosok Capres Tak Pengaruhi EkonomiSecara umum, ia berpendapat penentuan pasangan calon presiden dan wakil presiden tak akan mempengaruhi ekonomi dalam negeri. Saat ini, Samsul justru mengkhawatirkan pengaruh dari global, seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Mungkin beberapa industri akan rentan jika ada kebijakan yang berubah, misalnya dana yang dikucurkan di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)," ujar Samsul.
Di sisi lain, Ketua Umum AEI Franciscus Welirang percaya jika industri makanan dan minuman (mamin) atau konsumer akan meningkat berkat pilpres 2019.
"Pesta demokrasi itu kan bagus dan akan positif untuk sektor tertentu misalnya mamin dan Usaha Kecil Menengah (UKM)," terang Franciscus.
Namun, ia mengatakan dampak positif itu bukan berarti akan membuat kinerja perusahaan berbasis mamin atau UKM meningkat signifikan. Meski naik, tetapi Franciscus menyebut kenaikannya cukup moderat.
"Jadi kondisinya stabil saja," imbuh Franciscus.
(lav)