Luhut Sebut Defisit Gas Bisa Diganti Energi Terbarukan

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Jumat, 03 Agu 2018 22:35 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah tak perlu mengimpor gas, meski cadangan gas berpotensi defisit pada 2025.
Pasokan gas di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah tak perlu mengimpor gas, meski cadangan gas berpotensi defisit pada 2025 mendatang.

Menurut Luhut, kebutuhan gas dalam negeri bisa digantikan dengan energi baru terbarukan (EBT) yang kini sedang dikembangkan.

"Ya kan banyak sekarang bisa menggunakan teknologi EBT, misalnya contoh ya seperti angin solar panel kemudian biodisel," tutur Luhut, Jumat (3/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Luhut, mayoritas industri dalam negeri memang lebih menyukai impor dibandingkan dengan mengakalinya menggunakan bahan bakar alternatif produk dalam negeri.


"Kayak biodisel saja kalau digunakan 6 juta ton dalam dua tahun ke depan, itu akan membuat harga kelapa sawit US$750-US$800 per ton," ucap Luhut.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan potensi defisit ini terjadi karena permintaan melampaui pasokan gas yang tersedia.

Pemerintah melakukan simulasi permintaan gas dengan tiga skenario pada periode 2018-2027. Pertama, pemerintah menghitung permintaan berdasarkan jumlah konsumsi tahun lalu.


Proyeksi dibuat berdasarkan pertumbuhan permintaan gas lima tahun terakhir, tapi mengecualikan program pemerintah seperti gas rumah tangga dan gas untuk transportasi.

Kemudian, cara penghitungan lainnya dengan cara memasukkan faktor Proyeksi dibuat berdasarkan pertumbuhan permintaan gas lima tahun terakhir, dengan mengecualikan program pemerintah seperti gas rumah tangga dan gas untuk transportasi.

Terakhir, pemerintah memperhitungkan kapasitas maksimal pabrik dan target pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Maka itu, Arcandra menuturkan pemerintah bakal mendahulukan kebutuhan gas dalam negeri dibandingkan ekspor. Namun, jika cadangan gas tak terpenuhi juga untuk domestik, ESDM berencana untuk impor gas dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG). (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER