Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik
(BPS) memperkirakan bahwa target
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen yang diidamkan pemerintah 2018 ini tidak akan tercapai.
Mereka memperkirakan bahwa kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi 2018 hanya akan berada di kisaran 5,2-5,3 persen.
Kapala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa perkiraan tersebut didasarkan pada realisasi pertumbuhan semester I 0218 yang hanya mampu mencapai 5,17 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan itu berarti untuk mencapai 5,4 persen butuh 5,63 per kuartal, itu berat," katanya di Jakarta, Senin (6/8).
Apalagi kata Suhariyanto, topangan yang diberikan oleh konsumsi rumah tangga pada pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV kemungkinan besar tidak akan sebagus kuartal II.
Maklum saja, sepanjang kuartal II konsumsi rumah tangga memang mendapatkan topangan besar dari pencairan THR dan gaji ke-13 PNS yang tahun ini anggarannya mencapai Rp35 triliun.
Suhariyanto mengatakan bahwa topangan tersebut tidak akan didapatkan lagi pada kuartal III dan IV nanti.
"Ke depan tidak akan kuat lagi, kecuali kuartal IV yang ada Natal dan tahun baru," katanya.
Selain itu kata Suharyanto, pertumbuhan ekonomi semester II juga kemungkinan besar masih akan terbebani oleh kondisi ekonomi China dan Amerika; pasar ekspor terbesar Indonesia.
"Ekspor masih akan terpengaruh, sehingga berat," katanya.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen. Dengan pertumbuhan tersebut, secara kumulatif pertumbuhan semester I 2018 hanya 5,17 persen.
(agt)