Jakarta, CNN Indonesia -- Grup perbankan asal Singapura,
DBS Group mengantongi
laba bersih mencapai 2,89 miliar dolar Singapura atau sekitar Rp30,59 triliun (kurs Rp10.585 per dolar Singapura) pada semester pertama tahun ini. Perolehan laba tersebut naik 23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba bersih tersebut, terutama didorong oleh pendapatan bunga bersih perseroan yang naik 17 persen menjadi 4,35 miliar dolar Singapura. Sedangkan pinjaman naik 12 persen menjadi 338 miliar dolar AS.
"Kenaikan profitabilitas bank terutama didorong oleh penyesuaian suku bunga dan penurunan biaya kredit," ujar CEO DBS Piyush Gupta dalam keterangan resmi, Senin (6/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada semester pertama tahun ini, perseroan juga berhasil meningkat sepuluh basis poin menjadi 1,84 persen, seiring dengan kenaikan suku bunga.
Sementara, pendapatan jasa bersih meningkat 11 persen menjadi 1,45 miliar dolar AS. Biaya wealth management tumbuh 27 persen mencapai 631 juta dolar Singapura, didorong oleh bisnis produk investasi dan penjualan
bancassurance.
"Pendapatan dari kartu naik 29 persen menjadi 327 juta dolar Singapura, terutama dari aktivitas kartu kredit dan debit yang lebih tinggi serta konsolidasi ANZ," terang dia.
Sementara pendapatan nonbunga lainnya turun 4 persen menjadi 761 juta dolar Singapura.
Pada semester pertama tahun ini, DBS juga mencatat pembentukan aset bermasalah turun 53 persen menjadi 551 juta dolar Singapura. Total aset bermasalah mencapai 5,87 miliar dolar Singapuran, tiga persen di bawah posisi akhir 2017 dan sedikit berubah dari kuartal sebelumnya.
Tingkat NPL tercatat 1,6 persen dengan coverage 92 persen atau 173 persen jika memperhitungkan jaminan.
(agi/agt)