
Ambisi Yusuf Mansur usai Beli Saham Tempo.co dan BRI Syariah
Agustiyanti, CNN Indonesia | Kamis, 09/08/2018 09:57 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Jam'an Nurchotib Mansur alias Yusuf Mansur akhirnya mewujudkan keinginannya memiliki media dan bank melalui pembelian saham Tempo.co dan BRI Syariah. Pendakwah sekaligus pengusaha itu mengaku masih berencana membeli saham perusahaan-perusahaan di berbagai bidang lainnya.
"Kami akan mendorong semua pengguna PayTren ikutan beli sahamnya Tempo. Seperti yang kami lakukan untuk BRI Syariah. Lalu dijajal terus dibidang-bidang lainnya," ujar Yusuf Mansur kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/8).
Saat ini, Yusuf Mansur memiliki dua bisnis di bidang jasa keuangan. Melalui PT Veritra Sentosa Internasional (PayTren di bidang sistem pembayaran) dan PT Paytren Aset Manajemen, ia ingin menggabungkan sistem keduanya. Harapannya, pengguna PayTren pembayaran dapat turut menjadi investor.
"Dua lembaga ini, kami satukan (sistemnya) dengan izin Allah, untuk membawa pengguna PayTren menjadi investor," ungkap dia.
Nantinya, menurut dia, pengguna PayTren pembayaran bakal lebih mudah menjadi investor lewat PAM (PayTren Aset Manajemen). Pasalnya, data nasabah sudah terhubung.
"Kami pun sudah terkoneksi dengan Dukcapil dan setiap pengguna PayTren (pembayaran) semua akan diproses punya nomor SID (Single Investor Identification), terang dia.
Kendati demikian, menurut Yusuf, ia tak akan membatasi investor PayTren Aset Manajemen hanya pada pengguna PayTren pembayaran.
Sebelumnya, ustaz kondang ini menargetkan PayTren bisa mengelola dana masyarakat hingga Rp30 triliun. Dana kelola tersebut diharapkan bisa didapat dari beberapa sumber.
Pertama, dana investasi masyarakat. Yusuf membidik pengelolaan dana investasi masyarakat sampai dengan Rp3 triliun atau 10 persen dari target.
Dana tersebut diharapkan bisa dihimpun dari satu juta investor ritel yang membeli reksadana secara online melalui situs resmi perusahaan.
Sumber kedua, diharapkan datang dari penyelenggaraan uang elektronik Paytren miliknya yang baru saja mendapat restu BI. Yusuf berharap sistem pembayaran tersebut diminati masyarakat muslim yang selama ini disebutnya sulit memiliki akses uang elektronik.
"Saya dorong Muhammadiyah dan NU merapat karena memang bikin uang elektronik baru ini sulit. Ini juga supaya persatuan umat, karena BI sekarang galak, tidak boleh ada orang sembarangan bikin aplikasi pembayaran," ungkapnya baru-baru ini. (lav/lav)
"Kami akan mendorong semua pengguna PayTren ikutan beli sahamnya Tempo. Seperti yang kami lakukan untuk BRI Syariah. Lalu dijajal terus dibidang-bidang lainnya," ujar Yusuf Mansur kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/8).
Saat ini, Yusuf Mansur memiliki dua bisnis di bidang jasa keuangan. Melalui PT Veritra Sentosa Internasional (PayTren di bidang sistem pembayaran) dan PT Paytren Aset Manajemen, ia ingin menggabungkan sistem keduanya. Harapannya, pengguna PayTren pembayaran dapat turut menjadi investor.
"Dua lembaga ini, kami satukan (sistemnya) dengan izin Allah, untuk membawa pengguna PayTren menjadi investor," ungkap dia.
Nantinya, menurut dia, pengguna PayTren pembayaran bakal lebih mudah menjadi investor lewat PAM (PayTren Aset Manajemen). Pasalnya, data nasabah sudah terhubung.
"Kami pun sudah terkoneksi dengan Dukcapil dan setiap pengguna PayTren (pembayaran) semua akan diproses punya nomor SID (Single Investor Identification), terang dia.
Kendati demikian, menurut Yusuf, ia tak akan membatasi investor PayTren Aset Manajemen hanya pada pengguna PayTren pembayaran.
Lihat juga:Yusuf Mansur Beli Saham Tempo.co Rp27 Miliar |
Sebelumnya, ustaz kondang ini menargetkan PayTren bisa mengelola dana masyarakat hingga Rp30 triliun. Dana kelola tersebut diharapkan bisa didapat dari beberapa sumber.
Pertama, dana investasi masyarakat. Yusuf membidik pengelolaan dana investasi masyarakat sampai dengan Rp3 triliun atau 10 persen dari target.
Dana tersebut diharapkan bisa dihimpun dari satu juta investor ritel yang membeli reksadana secara online melalui situs resmi perusahaan.
Sumber kedua, diharapkan datang dari penyelenggaraan uang elektronik Paytren miliknya yang baru saja mendapat restu BI. Yusuf berharap sistem pembayaran tersebut diminati masyarakat muslim yang selama ini disebutnya sulit memiliki akses uang elektronik.
"Saya dorong Muhammadiyah dan NU merapat karena memang bikin uang elektronik baru ini sulit. Ini juga supaya persatuan umat, karena BI sekarang galak, tidak boleh ada orang sembarangan bikin aplikasi pembayaran," ungkapnya baru-baru ini. (lav/lav)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
EKOPEDIA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

KSP Indosurya Klaim Sudah Cairkan Dana 4.000 Anggota
Ekonomi • 56 menit yang lalu
Waspada Skimming, BRI Bagikan Tips Aman Transaksi Perbankan
Ekonomi 56 menit yang lalu
Konstruksi Tol Ciawi-Sukabumi Ditarget Rampung Agustus
Ekonomi 2 jam yang lalu