Rupiah Tembus Rp14.614 per Dolar AS, BI Intervensi

Agus Triyono & Agustiyanti | CNN Indonesia
Senin, 13 Agu 2018 13:06 WIB
Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi guna menstabilkan nilai tukar rupiah yang melemah hingga menembus Rp14.614 per dolar AS akibat krisis ekonomi Turki.
Ilustrasi. (REUTERS/Alkis Konstantinidis)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) agar tekanan global, salah satunya dari gejolak ekonomi Turki, terhadap rupiah bisa dikurangi.

Intervensi dilakukan karena pelemahan rupiah sampai saing ini sudah menembus level Rp14.600 per dolar Amerika Serikat (AS).

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menjelaskan pelemahan rupiah yang terjadi hingga siang ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal, yakni anjloknya lira Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lebih dominan pengaruh eksternal, dampak pelemahan lira Turki," ujar Dody kepada CNNIndonesia.com.

Guna menstabilkan nilai tukar rupiah BI pada siang telah membuka lelang foreign exchange (FX) swap. "Kami membuka lelang FX swap di siang ini untuk membantu mengurangi tekanan pada rupiah," jelas dia. 

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah  menambahkan pihaknya bersiap menjalankan dual intervensi dengan stabilitas di pasar surat berharga negara (SBN). Untuk stabilisasi pasar finansial domestik, BI akan melakukan intervensi di pasar valas dan membeli SBN.



"BI stabilisasi di pasar valas. Sejauh ini tekanan masih bisa dikendalikan dan sedang kami upayakan agar bisa dikurangi," jelasnya, seperti dikutip dari Antara.

Di pasar spot pada pembukaan perdagangan awal pekan ini, rupiah dibuka  di level Rp14.643 melemah dibanding penutupan akhir pekan lalu yang di level Rp14.583 per dolar AS.



Namun, pada pukul 12.04 WIB, rupiah sempat menyentuh level terendah di Rp14.614 per dolar AS sejak September 2015.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pelemahan dalam tersebut, salah satunya dipicu oleh gejolak ekonomi yang menimpa Turki.

Sebagai gambaran, Turki saat ini sedang menghadapi krisis mata uang serius. Lira, mata uang negara tersebut akhir pekan kemarin terjerembab ke rekor terendah yang merupakan pelemahan harian terbesar sejak 2001.

Pelemahan mata uang tersebut dipicu oleh kekhawatiran investor atas memburuknya kondisi ekonomi Turki. Pelemahan juga dipicu oleh memburuknya hubungan Turki dengan AS. 

Selain pelemahan mata uang Turki, sentimen pelemahan rupiah juga datang dari rilis data defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) yang berada di ambang batas 3,0 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II 2018. Melebarnya defisit transaksi berjalan juga membuat defisit neraca pembayaran di kuartal kian membesar.

[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER