Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memperkirakan nilai tukar
rupiah pada tahun depan masih bergerak di kisaran Rp14.400 per dolar AS. Asumsi nilai tukar tersebut melesat dibanding tahun ini yang hanya Rp13.400 per dolar AS.
Presiden
Joko Widodo menyebut masih banyak faktor yang akan menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas dan pergerakan nilai tukar rupiah. Tantangan berasal dari faktor dinamika ekonomi negara maju, termasuk normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, serta perkembangan ekonomi China.
"Perlu kita sadari bahwa tantangan tidak hanya dihadapi rupiah, tetapi juga banyak mata uang global. Nilai tukar rupiah di 2019 diperkirakan berada di kisaran Rp14.400 per dolar AS," ujar Presiden Joko Widodo, Kamis (16/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada perdagangan sore ini, rupiah bergerah melemah. Hingga pukul 15.00 WIB tadi rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.539 per dolar AS. Dengan demikian, sepanjang tahun ini rupiah telah melemah sebesar 7,84 persen.
Jokowi menjelaskan, kebijakan perdagangan serta kenaikan suku bunga AS juga turut mempengaruhi kondisi keuangan di pasar domestik. Hal ini juga termasuk pada pergerakan suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan.
Namun demikian, menurut dia, dengan didukung oleh perbaikan kinerja perekonomian nasional dan terjaganya laju inflasi, tekanan dari ekonomi global diharapkan dapat dimitigasi.
"Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, suku bunga SPN 3 bulan tahun 2019 diperkirakan rata-rata 5,3 persen," imbuh dia.
Asumsi rata-rata SPN tersebut naik dibandingkan asumsi tahun ini sebesar 5,2 persen.
(agi/bir)