Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan
China menyatakan akan terus melawan kebijakan perang dagang yang dikobarkan
Amerika Serikat (AS).Perlawanan akan dilakukan dengan membalas setiap pengenaan tarif yang dikenakan pada produk ekspor mereka.
Seperti dikutip dari
Reuters Kamis (23/8), perlawanan juga akan mereka lakukan dengan mengadukan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"China sangat menentang perang dagang yang dilakukan AS, kami akan melakukan tindakan yang diperlukan. Saat yang sama kami juga akan gugat mereka ke WTO," katanya.
Perang dagang semakin memanas. Kamis ini, AS mulai memberlakukan tarif 25 persen atas 279 produk impor bernilai US$16 miliar asal China.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS melalui situs mereka telah mengkonfirmasi bahwa tarif akan berlaku Kamis pukul 12.01 waktu setempat.
Gayung bersambut, tindakan tersebut langsung dibalas China. Pada waktu yang sama, mereka akan memberlakukan tarif terhadap impor AS bernilai US$16 miliar.
Setelah langkah tersebut, AS masih berencana untuk memberlakukan tarif bea masuk baru terhadap impor China bernilai US$200 miliar.
Untuk melaksanakan kebijakan tersebut, saat ini AS sedang menggelar dengar pendapat. Dalam jajak pendapat, Kadin AS mengkhawatirkan kebijakan tersebut.
Mereka menyatakan bahwa kebijakan perang dagang yang dilakukan Pemerintahan AS bisa menimbulkan masalah pada konsumen, pekerja, pebisnis dan bahkan ekonomi AS.
Sementara itu para ekonom menyatakan bahwa setiap pemberlakuan tarif terhadap produk US$100 miliar, bisa mengurangi perdagangan global sampai dengan 0,5 persen.
Mereka juga memperkirakan, perang dagang akan menggerus pertumbuhan baik AS maupun China. Untuk China, perang dagang diperkirakan akan menggerus pertumbuhan 2018 sampai dengan 0,1-0,3 poin.
Untuk AS, dampak perang akan terasa besar dirasakan pada 2019 mendatang.
(reuters/bir)