Lelang Blok Migas Digelar, 12 Perusahaan Ikut Serta

Galih Gumelar | CNN Indonesia

Jumat, 24 Agu 2018 10:13 WIB

Kementerian ESDM mengatakan sudah ada 12 perusahaan yang mengambil dokumen lelang enam wilayah kerja minyak dan gas (WK migas). (www.skkmigas.go.id)

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan sudah ada 12 perusahaan yang mengambil dokumen lelang enam wilayah kerja minyak dan gas (WK migas). Artinya terdapat dua peminat untuk masing-masing satu blok migas.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan lelang yang dimaksud adalah lelang blok migas tahap II pada tahun ini, mencakup tiga blok eksplorasi dan tiga blok produksi.

Adapun, blok eksplorasi terdiri dari Blok Banyumas di Onshore Jawa Tengah, Blok Andika Bumi Kita (ABK) di Offshore Jawa Timur, dan Blok South East Mahakam di Offshore Sulawesi Barat. Sementara itu, tiga blok produksi terdiri dari Blok Makassar Strait, Blok South Jambi B, dan Blok Selat Panjang.

Lihat juga:

PHK Massal Freeport Berdampak pada Penerimaan Pajak Timika

"Sudah ada yang mengambil dokumen 12 perusahaan untuk enam WK itu. Kira-kira satu WK itu ada dua (yang mengambil dokumen)," jelas Djoko di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kamis (23/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja, ia enggan merinci nama-nama perusahaan yang dimaksud. Selain itu, ia enggan menyebut apakah PT Pertamina (Persero) juga ikut serta di dalam lelang kali ini.

"Jangan disebut dulu (nama perusahaannya)," jelas dia.

Lihat juga:

PHK Massal Freeport Berdampak pada Penerimaan Pajak Timika

Sekadar informasi, pemerintah membuka kembali lelang blok migas di bulan Agustus ini setelah sebelumnya lelang pertama berakhir di Juli silam. Ketiga blok eksplorasi sebelumnya memang ditawarkan pada lelang tahap pertama. Sayangnya, calon kontraktor yang berminat untuk menggarap masing-masing blok mundur dengan tidak mengembalikan dokumen lelang.

Sementara itu, blok produksi yang dilelang karena Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebelumnya tidak memperpanjang kontrak. Di Blok Makasar Strait, contohnya, KKKS yang terdiri dari PT Chevron Indonesia, Pertamina, dan Sinopec enggan melanjutkan kontrak selepas kontrak bagi hasil produksi sebelumnya berakhir di 2020.

Sementara itu, Blok Selat Panjang di Onshore Riau yang kontraknya akan habis pada 2021 dilelang karena kontraktor sebelumnya, Petroselat Ltd, dinyatakan pailit.