Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai menyebut sebagian besar impor borongan yang digagalkan pihaknya berasal dari kota Guangzou,
China.
"Sumber yang paling banyak impor borongan itu dari Guangzhou China, baik
direct (pengiriman barang langsung) atau
transit di Singapura," ujar Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi di Jakarta, Selasa (28/8).
Heru menjelaskan kebanyakan barang yang diimpor adalah produk elektronik. Kemudian produk garmen atau pakaian, kosmetik, tas, aksesoris, hingga mainan anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya kami sita barangnya atau kami kenakan fiskal penalti," terang dia.
Guangzhou sendiri merupakan salah satu kota terbesar di China yang terkenal sebagai surga belanja. Kota ini terutama memproduksi beragam barang fesyen dengan harga murah mulai dari pakaian, tas, hingga aksesoris.
Tak hanya barang konsumsi asal China yang membanjiri Indonesia, Indonesia juga banyak mengimpor bahan baku dan barang modal dari negara tersebut.
Badan Pusat Statistisk mencatat arus impor barang modal penunjang infrastruktur yang cukup tinggi dari China bahkan membuat impor dari negara tersebut di bulan lalu melonjak hingga 93,44 persen secara bulanan menjadi US$2,2 miliar.
Sepanjang Januari hingga Juli 2018, impor dari China secara kumulatif tercatat US$24,83 miliar. Tak heran, defisit neraca perdagangan Indonesia juga cukup besar, yakni US$10,34 miliar.
(agi)