Jakarta, CNN Indonesia --
PT Semen Padang menghadapi tantangan kelebihan pasokan semen, karena rerata produk semen yang terserap di pasar hanya sekitar 66 persen dari total produksi.
Direktur Utama Yosviandry mengungkapkan produsen asing, khususnya semen China, saat ini semakin gencar memasuki pasar dalam negeri.
"Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung sampai 10 tahun ke depan," kata dia seperti dikutip dari Antara, Kamis (5/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan nasional juga dihadapkan pada tantangan baru yaitu, keluarnya kebijakan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 tahun 2018 tentang diperbolehkannya impor klinker dan semen ke Indonesia.
Di sisi lain, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan batu bara dunia menyebabkan harga pokok semakin meningkat. Tak hanya itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga berdampak pada tingginya harga suku cadang, persediaan, dan peralatan impor.
Ia mengemukakan dampak yang paling terasa saat ini adalah penurunan laba perusahaan dalam lima tahun terakhir.
Yosviandry menyebutkan Semen Padang mencatatkan laba bersih sebesar Rp927,69 miliar pada 2012, dan meningkat menjadi Rp1,04 triliun setahun kemudian. Lalu, pada 2014 turun menjadi Rp927,61 miliar, dan terus menyusut menjadi Rp722,83 miliar pada 2015. Tahun 2016 sedikit naik menjadi Rp723,80 miliar dan 2017 kembali susut menjadi hanya Rp498,76 miliar.
Tahun 2013 menjadi masa keemasan bagi industri semen nasional karena hanya ada tujuh pemain semen di tingkat nasional.
"Kini menjadi 15 pemain, tak hanya dari pemodal dalam negeri, namun juga perusahaan semen top dunia," ujarnya.
Ia melihat para pemain baru itu juga meningkatkan kapasitas produksi, sementara permintaan nasional tidak bertumbuh positif seperti yang diharapkan.
"Kondisi ini diperparah kenaikan harga pokok produksi, ketika terjadi perang harga di pasaran, sejumlah pemain ada yang memilih menurunkan harga, bahkan ada pula yang memberhentikan sementara karyawan," katanya.
Ke depan, ia berharap pencapaian laba bersih 2018 bisa meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan menjalankan sejumlah upaya efisiensi untuk mendongkrak kinerja keuangan.
Namun, ia menyadari bahwa untuk bisa kembali memenangkan persaingan tidak cukup hanya berhemat, melainkan perlu muncul ide-ide kreatif untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan mengoptimalkan aset-aset perusahaan.
Di internal perusahaan, Yosviandri mendorong jajaran untuk terus melakukan berbagai inovasi.
Pemerhati sejarah Sumatra Barat yang kini menjabat Komisaris PT Semen Padang Khairul Jasmi mengakui Semen Padang menghadapi tantangan yang tidak ringan hingga 10 tahun mendatang.
(lav/bir)