Jakarta, CNN Indonesia --
PT Pertamina (Persero) menyebut seluruh pembelian minyak yang selama ini dilakukan perusahaan melalui pasar spot bakal digantikan dengan pembelian minyak dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di dalam negeri.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan langkah ini diambil karena perusahaan masih menghargai kontrak pembelian
impor minyak yang selama ini sudah berjalan. Dengan demikian, kontrak-kontrak pembelian impor minyak disebutnya akan berjalan seperti biasa.
"Kalau pembelian kontrak jangka panjang kan harus tetap dihargai, kami tetap
respect to the contract. Namun kan banyak pembelian jangka pendek menggunakan pasar spot, ini yang akan kami gantikan," jelas Nicke di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Rabu (29/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menghargai perjanjian, kontrak impor minyak jangka panjang tetap dibutuhkan lantaran serapan minyak dari KKKS dalam negeri tetap tidak mencukupi kebutuhan Pertamina. Namun, ia tak menyebut besaran porsi pembelian impor minyak dari pasar spot terhadap total impor minyak Pertamina saat ini.
Menurut hitungan Pertamina, asupan minyak mentah sebanyak 325 ribu barel per hari bisa digantikan dengan minyak serapan dari KKKS dalam negeri. Sementara itu, impor minyak perusahaan saat ini mencapai 400 ribu barel per hari, sehingga masih ada selisih sekitar 75 ribu barel per hari yang bisa ditutupi dengan kontrak impor jangka panjang.
"Secara kasar memang kami bisa serap 325 ribu barel dari KKKS, tapi kan ini masih perlu proses business-to-business dengan pemerintah, jadi jumlahnya kami masih akan kaji lagi," imbuh dia.
Nicke menyebut, penggantian minyak impor dengan minyak KKKS dalam negeri dapat mengurangi beban keuangan Pertamina meski perusahaan harus membeli minyak itu dengan harga minyak mentah Indonesia (
Indonesian Crude Price/ICP) ditambah faktor alpha.
"Kalau pun asumsi harga pembelian dari KKKS sama dengan di luar, ongkos transportasinya lebih murah,
at the end kan lebih murah," tutur Nicke.
Selain itu, ia menyebut pihaknya juga berkomitmen untuk mengurangi kontrak impor minyak jangka panjang di masa depan, terutama setelah mendapatkan produksi dari delapan Wilayah Kerja (WK) terminasi dan blok Rokan yang akan dikelola mulai 2021 mendatang. Hal ini lantaran selepas 2021 mendatang, 60 persen produksi hulu migas di dalam negeri sudah dikuasai Pertamina.
"Tentu nanti kami juga akan mengurangi impor dari kontrak jangka panjang," imbuh dia.
(agi)