Jakarta, CNN Indonesia -- Nicke Widyawati, yang baru saja ditunjuk sebagai Direktur Utama tetap PT
Pertamina (Persero) menyatakan siap segera merealisasikan peningkatan produksi Bahan Bakar Minyak (
BBM) dengan campuran 20 persen biodiesel atau B20, tahun ini.
Menurutnya, kebijakan itu merupakan satu dari tiga amanat pemerintah yang akan segera dikejar, setelah resmi menduduki kursi orang nomor satu di perusahaan minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia tersebut.
"Hal yang diamanatkan pemerintah yaitu harus mengurangi impor, mulai pembangunan kilang, dan implementasi B20. Ketiganya akan dimulai pada tahun ini," ucapnya di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabu (29/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, Nicke belum bisa memberi proyeksi terkait volume produksi B20 yang bisa dihasilkan Pertamina mulai bulan depan, ketika biodiesel dari Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU-BBN) masuk ke perseroan.
"Nanti angkanya masih dibicarakan, ini baru mau dirapatkan di Kemenko Perekonomian," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofeul Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor mengatakan para perusahaan biofuel siap memasok BBN untuk campuran B20 ke Pertamina dan PT AKR Corporindo Tbk sebanyak 2,9 juta kilo liter (KL).
Rinciannya, sebanyak 1,95 juta KL akan dipasok untuk B20 subsidi (Public Service Obligation/PSO) pada periode Mei-Desember 2018, masing-masing 1,91 juta KL ke Pertamina dan 40 ribu KL ke AKR. Sisanya, 715 ribu KL akan dipasok untuk B20 Non PSO pada September-Desember 2018, masing-masing 595,16 ribu KL ke Pertamina dan 120,8 ribu KL ke AKR.
"Akan didistribusikan ke enam depo, tapi tidak sekaligus semuanya. Mungkin bulan pertama sekitar 500 ribu KL, bulan kedua 600 ribu KL, dan seterusnya bertahap sampai Desember," jelasnya.
Rencananya, penandatanganan kontrak pengadaan pasokan itu akan dilakukan pada Sabtu besok (1/9) pukul 13.30 WIB. Penandatangan dilakukan oleh para perusahaan BU-BBN dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Bersamaan dengan kesepakatan ini, ia memastikan bahwa para BU-BBN sanggup memenuhi jumlah pasokan yang dibutuhkan. "Tidak ada masalah, kapasitas kami kan sampai 14 juta ton. Ini kami hanya gelontorkan sekitar 3 jutaan. Jadi 1 September akan jalan," terangnya.
Sebelumnya, pemerintah kekeh menambah produksi B20 guna mengurangi impor minyak sampai akhir tahun ini. Tujuannya, agar defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) yang terlanjur mencapai 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) bisa diturunkan dan membantu stabilitas nilai tukar rupiah.
(lav)