Luhut Yakin B20 Bikin Transaksi Berjalan Seimbang pada 2020

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Kamis, 30 Agu 2018 12:03 WIB
Pemerintah optimistis defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) bisa semakin ditekan hingga nol atau seimbang pada 2020 mendatang.
Pemerintah optimistis defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) bisa semakin ditekan hingga nol atau jadi seimbang pada 2020 mendatang. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Yogyakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah optimistis defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) bisa semakin ditekan hingga nol atau seimbang pada 2020 mendatang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Luhut Binsar Panjaitan mengatakan penerapan pencampuran biodiesel sebesar 20 persen ke dalam Solar (B-20) nonsubsidi dan pengembangan sektor pariwisata bisa mendatangkan devisa yang tinggi bagi Indonesia.

Menurutnya, pemerintah bisa mengambil sisi positif dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dengan melakukan efisiensi impor minyak mentah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Misalnya kenapa tidak dari dulu saja ganti solar dari biodiesel, minyak kelapa sawit juga nanti harganya akan naik, petani diuntungkan dan defisit transaksi berjalan akan lebih baik," kata Luhut di Yogyakarta, Rabu (29/8).

Berdasarkan perhitungan, dalam lima tahun ke depan produksi CPO di Indonesia bisa menyentuh 70 juta ton per tahun. Untuk itu, ia meyakini devisa yang bisa diterima Indonesia bisa mencapai US$50 miliar.

"Kalau tahun depan kita bisa terima US$20 miliar, 2024 bisa lah US$30 miliar. Ini bisa buat positif defisit transaksi berjalan," tutur Luhut.


Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan sektor pariwisata merupakan tiga penyumbang devisa terbesar setelah minyak sawit mentah dan batu bara.

"Untuk defisit transaksi berjalan tapi sebenarnya saat ini masih aman karena tidak lebih dari 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB)," terang Perry.

Berdasarkan data BI, defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2018 melebar US$8 miliar atau telah mencapai tiga persen terhadap PDB. Sementara, pada kuartal I 2018 jumlah defisit transaksi berjalan masih sebesar US$5,7 miliar atau 2,2 persen terhadap PDB.


"Ini sebenarnya masih di bawah tiga persen kan tapi kami ingin turunkan lebih cepat supaya bisa lebih aman karena kondisi global tidak stabil," pungkas Perry. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER