Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (
PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah Namibia akan menggunakan jasa PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk membangun pemukiman sosial (
social housing) berjumlah 2.000 unit rumah di negara Afrika tersebut.
Basuki mengatakan alasan pemerintah Namibia dalam menggunakan jasa WIKA karena tertarik dengan kinerja ekspansinya di Aljazair.
Perusahaan pelat merah itu disebut sudah menyelesaikan 5.000 unit rumah di Aljazair dan kini sudah menjajaki proyek jalan tol di negara tersebut. Tak hanya itu, WIKA juga dipercaya untuk merenovasi Istana Kepresidenan Nigeria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya antarkan mereka (pemerintah Namibia) ke WIKA, di sana WIKA lakukan presentasi dan melihat ada peluang pembangunan 2 ribu unit social housing. Mereka tertarik karena melihat WIKA di Aljazair," jelas Basuki di Istana Bogor, Kamis (30/8).
Ia melanjutkan, saat ini WIKA sudah mengirimkan tim ke Namibia untuk menjajaki kerja sama tersebut secara lebih detail. Presiden Joko Widodo juga meminta Presiden Namibia Hage Gottfried Geingob untuk mempercayakan pengerjaan proyek itu kepada WIKA.
"Proyek ini terbilang baik karena kan pasti ada tenaga kerja Indonesia yang ke sana. Seperti di Aljazair, ada 1.500 tenaga kerja kita ke sana," papar dia.
Kesepakatan pembangunan perumahan rakyat di Namibia itu dicapai oleh presiden kedua negara usai melakukan pertemuan di Istana Bogor.
Kesepakatan ini memang belum diresmikan melalui penandatanganan nota (
Memorandum of Understanding/MoU). Menurut Jokowi, MoU bakal ditandatangani di Bali Agustus 2019 dalam forum Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue.
Kesepakatan itu disambut baik Presiden Geingob. Menurutnya, rencana pembangunan perumahan rakyat itu menjadi permulaan peningkatan kerja sama kedua negara.
"Kami senang kesepakatan perumahan, tak hanya perumahan rakyat tetapi di tempat lain. Kami mengundang delegasi Indonesia berkunjung ke sana untuk datang dan menyurvei area," kata Geingob.
(lav)