Jakarta, CNN Indonesia -- Penerbitan
sukuk global diperkirakan mencapai US$100 miliar atau Rp1.490 triliun (asumsi kurs Rp14.900 per dolar AS).
Lembaga Pemeringkat Internasional
Moody's berharap penerbitan sukuk bakal kembali stabil di semester kedua, setelah sempat turun 12 persen menjadi US$55 miliar pada semester pertama. Kenaikan penerbitan sukuk terutama didorong penerbitan yang akan dilakukan pemerintah dan entitas perusahaan di Malaysia.
"Dalam jangka panjang, kami berharap volume penerbitan sukuk terus tumbuh seiring pemerintah negara-negara yang kini menguasai pasar keuangan Islam menggeser bauran pembiayaan mereka menuju kombinasi konvensional dan instrumen syariah, "kata Vice President and Senior Credit Officer Moody's Nitish Bhojnagarwala dalam keterangan resmi, Selasa (4/9).
Moody's menilai penerbitan sukuk oleh pemerintah Arab Saudi pada Juli 2018 dan perdagangan sukuk di bursa saham Turki pada Agustus telah ikut mendorong pasar sukuk global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, penerbitan sukuk hijau (
green sukuk) Pemerintah Indonesia dan Malaysia juga turut mendorong pasar sukuk global. Penerbitan sukuk hijau dilakukan untuk menarik investasi di sektor infrastruktur yang ramah lingkungan.
Penerbitan sukuk hijau pertama dilakukan Malaysia pada 2017, sedangkan Indonesia menerbitkan sukuk hijauh pertama pada Februari 2018 sebesar US$1,25 miliar.
(agi/bir)