Pemerintah Lelang Sukuk Rp5 T Besok

CNN Indonesia
Senin, 09 Okt 2017 12:28 WIB
Pemerintah akan melelang lima seri sukuk dengan nilai indikatif Rp5 triliun pada Selasa (10/10) besok. Penawaran dari investor diperkirakan akan membanjir.
Pemerintah akan melelang lima seri sukuk dengan nilai indikatif Rp5 triliun pada Selasa (10/10) besok. Penawaran dari investor diperkirakan akan membanjir. (Agust Supriadi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan melelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan target indikatif Rp5 triliun pada Selasa (10/10).

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menyebutkan, seri sukuk yang akan dilelang antara lain, satu Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan empat Project Based Sukuk (PBS).

"Lelang dilakukan untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam anggaran penerimaan dan belanja negara perubahan (APBNP) 2017," demikian tertulis dalam keterangan pers, Senin(9/10).

Dipaparkan lebih rinci, seri SPN-S 11042018 ditawarkan dengan jatuh tempo pada 11 April 2018, PBS013 yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2019 ditawarkan dengan imbal hasil (yield) 6,25 persen, dan PBS014 yang jatuh tempo 15 Mei 2021 mengusung yield 6,5 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sisanya, seri PBS011 bertenor lima tahun ditawarkan dengan yield sebesar 8,75 persen, dan seri PBS012 yang jatuh tempo 15 November 2031 mendatang diberikan yield hingga 8,87 persen.

Analis Fixed Income PT MNC Sekuritas I Made Saputra menilai, secara historis, permintaan pasar lelang akan tercapai lebih dari nilai indikatif atau sekitar Rp20 triliun-Rp25 triliun, meski tak akan lebih besar dari penawaran lelang sebelumnya.

"Penawaran saya perkirakan masih akan bagus, tapi tak akan setinggi lelang sebelumnya yang sampai Rp27 triliun," ujar Made ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Senin(9/10).

Menurut dia, sentimen fundamental makro ekonomi Indonesia cukup bagus. Namun, kondisi kurang menguntungkan berasal dari sentimen eksternal yakni rencana kebijakan pelonggaran pajak yang diusung Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Hal itu menyebabkan depresiasi nilai tukar di hampir seluruh mata uang Asia, termasuk Indonesia. Pelemahan rupiah juga diikuti oleh keluarnya dana investor asing dari pasar surat utang, "Sejak awal Oktober mereka sudah nett sell karena khawatir depresiasi rupiah."

Terkait level yield yang ditawarkan pemerintah, Made menilai ini menjadi peluang bagi investor domestik untuk mendapat imbal hasil yang lebih menarik.

Sebelumnya, investor asing yang membanjir di pasar obligasi Indonesia telah mendorong level yield turun sehingga pilihan investor domestik terbatas hanya di tenor panjang.


"Nah sekarang saatnya peluang keuntungan bagi investor domestik. Mumpung investor asing sedang pergi," katanya.

Sebagai informasi, seluruh sukuk ditawarkan dengan aset jaminan (underlying asset) proyek dan kegiatan dalam APBNP 2017 dan barang milik negara.

Lelang dilaksanakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang SBSN. Lelang bersifat terbuka (open auction) dan menggunakan metode harga beragam (multiple price).

Adapun, peserta lelang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank OCBC NISP, Standard Chartered Bank, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, Citibank N.A, PT Bank Negara Indonesia Syariah, PT Bank Central Asia Tbk, Deutsche Bank AG, PD Bank BNP Paribas Indonesia, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BRISyariah.

Perusahaan efek yakni PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Bahana Securities.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER