BEI: Saham Truba Alam Dihapus Karena Usaha Tak Berkembang

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 11 Sep 2018 11:11 WIB
BEI menyebut penghapusan pencatatan (delisting) saham Truba Alam dilakukan karena keberlangsungan kegiatan perusahaan tidak berkembang.
Ilustrasi perdagangan bursa efek. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut penghapusan pencatatan (delisting) saham PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) dilakukan karena keberlangsungan kegiatan perusahaan tidak berkembang.

Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna mengatakan sempat memberikan kesempatan kepada Truba Alam untuk memperbaiki kelangsungan usahanya. Sayangnya, perusahaan tersebut tak kunjung membaik.

"Sampai saat ini kami belum melihat ada perkembangannya, jadi kami delisting," ujarnya, Senin (10/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penghapusan Truba Alam dari papan bursa sudah diumumkan sejak pekan lalu. Namun, untuk efektifnya sendiri, perusahaan baru resmi delisting pada 12 September 2018 nanti.

Nyoman mengatakan BEI selalu melihat beberapa hal sebelum melakukan delisting, misalnya prospek masa depan (future prospect), keberlangsungan usaha, dan kegiatan operasional perusahaan.

"Dari future prospect kan perusahaan bisa meraih pendapatan ke depannya dan diatribusikan lagi ke pemegang saham. Lalu, kami lihat ke depan seperti apa," papar Nyoman.

Sebagai informasi, Truba Alam merupakan emiten yang bergerak di sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan. Perusahaan menjadi penghuni di BEI sejak 16 Oktober 2006 lalu.


Dalam hal ini, keputusan BEI untuk melakukan delisting mengacu pada Peraturan Bursa nomor I-I. Beleid itu juga sekaligus mengatur tentang pencatatan kembali saham (relisting).

Nyoman mengingatkan setiap emiten yang sudah didelisting tak bisa dengan gampang melakukan relisting. Perusahaan baru bisa mengajukan untuk relisting enam bulan setelah di-delisting.

"Karena kan kami lihat juga perkembangannya seperti apa," pungkasnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER