AS-China Akan Gelar Pembicaraan Dagang Lanjutan

agt | CNN Indonesia
Kamis, 13 Sep 2018 13:20 WIB
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat  (AS) Donald Trump telah mengirimkan undangan untuk melakukan pembicaraan dagang kepada pejabat China.
Ilustrasi ekspor impor. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengirimkan undangan kepada pejabat China untuk kembali menggelar perundingan dagang. Kepala Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan undangan dikeluarkan langsung oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

"Ada beberapa diskusi dan informasi yang saya terima bahwa pemerintah China. Orang penting di pemerintahan China berharap akan adanya pembicaraan lanjutan tersebut ," katanya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/9).

Sementara itu dua orang yang tahu persis dengan upaya pembicaraan dagang tersebut mengatakan undangan dikirim Mnuchin salah satunya pada Wakil Perdana Menteri China Liu He yang merupakan penasihat ekonomi Presiden Xi Jinping. 

Perang dagang telah berkecamuk antara AS dan China selama beberapa bulan ini. Sejauh ini baik AS maupun China telah berbalas serangan dengan sama-sama memberlakukan tarif impor tinggi atas barang bernilai US$50 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah serangan tersebut, pemerintahan Trump berencana melancarkan serangan lanjutan. Berikutnya, ia akan memberlakukan tarif tinggi atas impor barang asal China bernilai US$200 miliar. Produk yang terkena sasaran antara lain; teknologi informasi, barang konsumsi, sepeda sampai dengan furnitur atau mebel.

Perang dagang tersebut telah menimbulkan kerugian bagi dunia usaha, khususnya industri AS yang beroperasi di China. Dari hasil survei yang dilakukan Kamar Dagang AS (AmCham) China dan Amcham Shanghai terhadap 430 perusahaan Negeri Paman Sam di China pada periode 29 Agustus dan 5 September lalu, diketahui, perang dagang telah menekan usaha mereka.

Sekitar 60 persen perusahaan yang disurvei menyatakan perang dagang telah menekan perolehan laba perusahaan dan menaikkan biaya produksi. Perang dagang juga telah menekan permintaan barang.

Sementara itu, 52 persen responden lainnya menyatakan perang dagang telah menghambat usaha mereka. Pasalnya, perang dagang membuat proses izin pabean melambat dan pemeriksaan makin berbelit.

Tak hanya di China, dampak juga sudah dirasakan oleh industri di AS. Pengusaha di AS mengatakan perang dagang telah menyusahkan mereka. Oleh karena itulah 60 kelompok usaha di AS pekan ini menyatakan rencananya untuk membentuk koalisi guna melawan kebijakan perang dagang.

Pelobi Federasi Retail Nasional AS (NRF) David French mengatakan koalisi beranggotakan pebisnis dari semua sektor. Koalisi akan berusaha menekan anggota Kongres AS dari Partai Republik untuk mendesak Trump menghentikan kebijakan perang dagangnya.
(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER