Bursa Asia 'Hijau' di Tengah Kembali Memanasnya Perang Dagang

Tim | CNN Indonesia
Jumat, 21 Sep 2018 15:28 WIB
Bursa saham asia menguat, sedangkan dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama seiring kekhawatiran memanasnya perang dagang antara AS dan China
Ilustrasi perdagangan saham. (REUTERS/Brendan McDermid)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Jumat (12/9), usai bursa Wall Street khususnya indeks S&P500 mencatatkan rekor tertinggi. Sementara dolar Amerika Serikat (AS) tergelincir seiring kekhawariran memanasnya perang dagang antara AS dengan China.

Indeks bursa saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,6 persen. Indeks tersebut telah melambung 4 persen dari posisi 12 September lalu yang sempat mencapai titik terendahnya dalam empat bulan terakhir.

Penguatan tersebut seiring asumsi bahwa China akan memompa lebih banyak stimulus ke dalam ekonomi untuk mengatasi perang perdagangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, indeks Nikkei Jepang naik 0,6 persen dimana angka itu mencapai nilai tertinggi dalam delapan bulan.


Indeks Dow Jone naik 0,95 persen, sementara indeks S&P 500 naik 0,78 persen. Keduanya mencapai rekor tertinggi dan membawa indeks tersebut ke area jenuh beli.

"Tentu saja perang dagang masih berlanjut. Pasar akan melihat seberapa besar kerusakan akibat perang dagang tehadap ekspor China. Tapi, ini baru akan tampak awal tahun depan,"kata Nobuhiko Kuramochi, Chief Strategist Mizuho Securities kepada Reuters.

Indeks CSI 300 mencatat saham Shanghai dan Shenzen naik 0,6 persen pada awal pekan dan mencatatkan kenaikan mingguan mencapai 2,7 persen.


Indeks MSCI's ACWI naik tipis 0,15 persen mendekati level tertingginya dalam 5 bulan terakhir usai menanjak 1,4 persen sepanjang pekan ini.

Di pasar mata uang, dolar AS tergelincir ke titik terendahnya dalam tiga bulan terakhir terhadap sekeranjang mata uang.

Pelemahan dolar dan kenaikan imbal hasil surat berhara AS meningkatkan kecurigaan sejumlah investor asing mungkin menjual dolarnya yang selama ini disimpan di luar negeri ke mata uang lain. (mjs/agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER