Perang Dagang, China Tak Lemahkan Yuan Demi Dorong Ekspor

Tim | CNN Indonesia
Senin, 24 Sep 2018 13:45 WIB
Pemerintah China menyatakan tidak akan melemahkan Yuan sebagai senjata untuk melawan perang dagang yang dilancarkan AS kepada mereka.
Ilustrasi ekspor impor. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China menyatakan walaupun perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) semakin sengit, mereka tidak akan melemahkan nilai tukar yuan agar ekspor terdongkrak. Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan China tidak akan melemahkan yuan demi melawan kebijakan perang dagang AS.

"Tidak, tidak akan pernah China mendorong ekspor dengan cara tersebut," katanya seperti dikutip dari CNN.com, Senin (24/9).

Komentar Li tersebut diberikan sehari setelah China dan AS mengumumkan akan melaksanakan serangan dagang yang lebih gencar mulai pekan depan. Pengumuman tersebut, membuat nilai barang yang terdampak oleh memanasanya ketegangan perang dagang meningkat menjadi lebih dari US$360 miliar. 
Maklum, Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan memberlakukan tarif terhadap impor asal China bernilai US$267 miliar. Sementara itu China yang mengimpor barang lebih sedikit dari AS mulai kehabisan produk yang akan dikenakan tarif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nilai tukar yuan merosot tajam terhadap dolar AS selama perang dagang berlangsung. Terhitung sejak April, nilai tukar yuan telah terperosok 9 persen terhadap mata uang Negeri Paman Sam tersebut.

Penurunan nilai tukar yuan tersebut telah memicu gejolak di pasar global. 

Manipulasi

Presiden Trump sementara itu menuduh China telah melakukan manipulasi. Ia menuduh China telah mendevaluasi nilai tukar yuan demi mendorong ekspornya. Namun, tuduhan tersebut segera dibantah oleh Perdana Menteri Li.

Li mengatakan China sekarang ini justru sedang berupaya menjaga kestabilan yuan.

"Tidak benar, fluktuasi yang terjadi dalam nilai tukar renminbi tersebut tidak disebabkan oleh adanya unsur kesengajaan," katanya. 
(mjs/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER