Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
China menyatakan walaupun
perang dagang yang dilancarkan
Amerika Serikat (AS) semakin sengit, mereka tidak akan melemahkan nilai tukar yuan agar ekspor terdongkrak. Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan China tidak akan melemahkan yuan demi melawan kebijakan perang dagang AS.
"Tidak, tidak akan pernah China mendorong ekspor dengan cara tersebut," katanya seperti dikutip dari CNN.com, Senin (24/9).
Komentar Li tersebut diberikan sehari setelah China dan AS mengumumkan akan melaksanakan serangan dagang yang lebih gencar mulai pekan depan. Pengumuman tersebut, membuat nilai barang yang terdampak oleh memanasanya ketegangan perang dagang meningkat menjadi lebih dari US$360 miliar.
Maklum, Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan memberlakukan tarif terhadap impor asal China bernilai US$267 miliar. Sementara itu China yang mengimpor barang lebih sedikit dari AS mulai kehabisan produk yang akan dikenakan tarif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai tukar yuan merosot tajam terhadap dolar AS selama perang dagang berlangsung. Terhitung sejak April, nilai tukar yuan telah terperosok 9 persen terhadap mata uang Negeri Paman Sam tersebut.
Penurunan nilai tukar yuan tersebut telah memicu gejolak di pasar global.
Manipulasi
Presiden Trump sementara itu menuduh China telah melakukan manipulasi. Ia menuduh China telah mendevaluasi nilai tukar yuan demi mendorong ekspornya. Namun, tuduhan tersebut segera dibantah oleh Perdana Menteri Li.
Li mengatakan China sekarang ini justru sedang berupaya menjaga kestabilan yuan.
"Tidak benar, fluktuasi yang terjadi dalam nilai tukar renminbi tersebut tidak disebabkan oleh adanya unsur kesengajaan," katanya.
(mjs/agt)