Rata-rata Harian Impor BBM RI Naik Jadi 393 Ribu Barel

Tim | CNN Indonesia
Rabu, 26 Sep 2018 23:36 WIB
Impor harian produk Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Agustus 2018 tercatat melonjak dibandingkan tahun lalu.
Impor harian produk Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Agustus 2018 tercatat melonjak dibandingkan tahun lalu. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Jakarta, CNN Indonesia -- Impor harian produk Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Agustus 2018 tercatat melonjak dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan dokumen PT Pertamina (Persero) yang dipaparkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) tertutup dengan Panitia Kerja (Panja) Minyak dan Gas (Migas) Komisi VII DPR, Rabu (26/9), rata-rata impor harian produk BBM yang terdiri dari bensin, minyak Solar, dan avtur hingga Agustus 2018 mencapai 393 ribu barel per hari (bph).

Rata-rata harian tersebut naik 6,2 persen dibanding rata-rata harian sepanjang tahun lalu yang hanya 370 ribu bph.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jika dirinci, impor produk terbesar berupa produk bensin yang mencapai 316 ribu bph, meningkat dibandingkan rata-rata tahun lalu 300 ribu bph. Kemudian, impor minyak Solar bengkak dari 35 ribu bph menjadi 41 ribu bph.

Terakhir, impor dilakukan untuk minyak avtur sebesar 36 ribu bph, naik dari rata-rata sepanjang tahun lalu 35 ribu bph.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengungkapkan peningkatan impor BBM terjadi sejalan dengan laju kegiatan ekonomi yang semakin kencang.

"(Kenaikan impor) itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi meningkat. Konsumsi BBM itu kan berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi," ujar Adiatma saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (26/9).


Pernyataan Adiatma terkonfirmasi oleh produksi kilang Pertamina yang juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam dokumen yang sama, rata-rata produksi kilang harian Pertamina naik dari 680 ribu bph menjadi 720 ribu bph.

Produksi kilang perseroan terbesar berupa minyak Solar sebesar 380 ribu bph, naik dari rata-rata sepanjang tahun lalu 365 ribu bph. Kemudian, minyak bensin sebesar 268 ribu bph, menanjak dari rata-rata produksi 2017 sebesar 250 ribu bph. Selanjutnya, produksi avtur tercatat sebesar 72 ribu bph naik dari rata-rata produksi tahun lalu, 65 ribu bph.

Secara total, rata-rata kebutuhan BBM harian hingga Agustus tercatat 1,157 juta bph, naik dari rata-rata permintaan tahun lalu yang sebesar 1,1 juta bph.


Impor Minyak Mentah Turun

Di sisi lain, rata-rata harian impor minyak mentah menurun dari 360 ribu bph menjadi 351 ribu bph. Porsi minyak mentah impor juga menurun dari 41 persen menjadi 39 persen terhadap total kebutuhan minyak mentah di Indonesia yang rata-rata mencapai 885 ribu bph pada 2017 dan 909 ribu bph hingga Agustus 2018.

Rata-rata produksi minyak mentah negara yang diolah Pertamina naik dari 360 ribu bph menjadi 422 ribu bph. Sementara, pasokan minyak mentah yang berasal dari Pertamina turun dari 164 ribu menjadi 134 ribu bph.

Anggota Komisi VII Ramson Siagian menilai pemerintah harus mengupayakan agar laju pertumbuhan produksi minyak mentah bisa lebih cepat. Dengan demikian, Indonesia bisa menekan impor minyak mentah dan produk BBM yang totalnya hampir 750 ribu bph.

"Pertamina kan hanya mengolah minyak mentah dari dalam negeri di kilang tetapi itu tidak cukup sehingga harus mengimpor produk BBM," ujarnya. (sfr/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER