Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau
Inalum menargetkan bakal menyelesaikan seluruh transaksi pengambilalihan saham PT
Freeport Indonesia paling lambat November 2018.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa perseroan akan menggunakan dana pinjaman sindikasi perbankan untuk membayarkan transaksi senilai US$3,85 miliar tersebut.
"Kami harapkan paling lambat November 2018, dana sudah tersedia, serta dokumen-dokumen dan izin yang dibutuhkan terkait regulasi bisa diselesaikan secara adminitratif sehingga kami bisa menutup transaksi ini," ujar Budi usai penandatanganan perjanjian jual beli saham
(Sales Purchase Agreement/SPA) Freeport Indonesia, di Ruang Sarulla Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan perjanjian jual beli saham yang diteken pihaknya, Freeport McMoran, dan Rio Tinto mengatur bahwa pihak-pihak terkait harus melengkapi dokumen administratif dan menyelesaikan proses transaksi paling lambat enam bulan setelah penandatanganan.
"Kami kasih ruang waktu yang cukup panjang, terkait pengurusan izin, karena memang Freeport McMoran itu operasinya internasional jadi ada beberapa yurisdiksi di luar Indonesia yang juga memerlukan izin," terang Budi.
Perjanjian SPA, lanjut Budi, juga sudah mencakup poin terkait perjanjian pertukaran
(exchange agreement) 40 persen hak partisipasi Rio Tinto di tambang Grasberg Papua menjadi saham dan perjanjian terkait kepemilikan saham
(share holder agreement). Setelah transaksi selesai, saham Inalum pada Freeport Indonesia bakal meningkat dari saat ini sebesar 9,36 persen menjadi 51,23 persen.
Setelah transaksi selesai, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral baru bisa mengakhiri kontrak karya Freeport Indonesia dan menerbitkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dengan masa operasi dua kali sepuluh tahun sampai 2041.
(sfr/agi)