ANNUAL MEETING 2018

Karpet Merah Indonesia untuk Hajatan IMF-World Bank

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Jumat, 05 Okt 2018 09:49 WIB
Indonesia bersolek menyambut Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali, pada 8-14 Oktober nanti. Persiapan mencakup infrastruktur dan keamanan.
Indonesia bersolek menyambut Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali, pada 8-14 Oktober nanti. Persiapan mencakup infrastruktur dan keamanan. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana).
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan menggelar Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali pada 8-14 Oktober nanti. Sejak resmi terpilih sebagai tuan rumah gelaran ekonomi dunia tersebut, Indonesia tak henti-hentinya bersolek guna memantaskan diri.

Maklum, 189 menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara anggota IMF-World Bank akan hadir di acara tersebut, serta ribuan orang penting lainnya, mulai dari CEO, orang kaya dunia, hingga pengamat ekonomi, dan media.

Dibawah komando Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, selaku Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018, pemerintah tancap gas membenahi infrastrukturnya. Seperti, bandara, akses jalan, tempat acara, jaringan komunikasi, dan keamanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami lihat juga pariwisata, akan kami atur peserta yang bawa keluarganya agar setelah sidang bisa pergi berkunjung di beberapa destinasi wisata Indonesia," ujarnya, beberapa waktu lalu.


Satu per satu infrastruktur yang dikebut demi acara tahunan ini pun terbangun. Belum lama ini, pemerintah meresmikan akses terowongan atau underpass Simpang Tugu Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali.

Underpass ini akan mempercepat akses dari tiga titik, yaitu Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Tol Bali Mandara, dan dari Denpasar ke arah kawasan Nusa Dua, tempat berlangsungnya acara pertemuan.

Bencana di Tengah Rencana

Persiapan yang dilakukan pemerintah itu boleh dibilang sukses. Sayang, takdir berkata lain ketika Gunung Agung tiba-tiba mengeluarkan aktivitas erupsi pada November 2017. Erupsi tersebut bahkan terus berlangsung hingga Juli 2018.

Hal ini sempat menimbulkan kekhawatiran karena bencana alam itu terjadi tepat di Pulau Dewata, tempat berlangsungnya Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018. Apalagi, buka tutup bandara, yang menjadi akses utama menuju tempat perhelatan, terus terjadi.


Pemerintah pun kerja ekstra, mempertimbangkan opsi memindahkan lokasi acara dan jalur darurat. Sampai akhirnya erupsi Gunung Agung mereda dengan sendirinya. Api semangat pemerintah sebagai penyelenggara berkobar kembali.

Belakangan, semangat pemerintah kembali diuji ketika Lombok dihantam gempa bumi berkekuatan 6,4. Kerusakan parah dan korban jiwa mewarnai bencana lama tersebut. Belum juga pulih gempa bumi di Lombok, kini giliran Palu dan Donggala yang diterjang gempa dan tsunami.

Kepala Unit Kerja Bank Indonesia untuk Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 Peter Jacobs mengatakan rentetan bencana alam yang terjadi di luar kendali tentu membuat persiapan Indonesia sebagai tuan rumah menjadi bertambah.

"Sejak Gunung Agung meletus, semakin banyak hal yang kami antisipasi, misalnya skema evakuasi kami buat lebih rinci, simulasi kami terus lakukan, dan lainnya," katanya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (30/9).


Namun, ia menilai hal tersebut tak memberi pengaruh besar pada perhelatan IMF-World Bank, sebab persiapan sudah hampir mencapai 100 persen dan kepercayaan para tamu undangan kepada Indonesia justru terus mengalir.

"Sebenarnya, mereka (para tamu undangan) tidak mempertanyakan apakah akan ada bencana, tapi mereka melihat apa yang kami siapkan untuk mengatasi itu dan mereka menilai persiapan kami sudah baik," imbuhnya.

Sejalan dengan seluruh persiapan dan antisipasi yang telah dipetakan, ia berharap perhelatan acara IMF-WB 2018 pada 8-14 Oktober mendatang dapat menjawab penantian panjang Indonesia sekaligus memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi Tanah Air. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER