Tertekan Suku Bunga, BCA Optimis Kredit Tumbuh 15 Persen

Tim | CNN Indonesia
Rabu, 10 Okt 2018 09:05 WIB
Walaupun tertekan kenaikan suku bunga acuan, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tetap yakin penyaluran kredit mereka pada 2018 ini bisa tumbuh 15 persen.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Indonesia Tbk (BCA) optimis penyaluran kredit mereka pada 2018 ini bisa tumbuh 15 persen, walaupun mendapatkan tekanan dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Optimisme tersebut melampaui target pertumbuhan kredit perseroan di Rencana Bisnis Bank (RBB) 2018 yang hanya berkisar 10-12 persen.

Direktur Utama PT BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan optimisme didasarkan pada pola pertumbuhan kredit kuartal III dan IV cenderung lebih agresif ketimbang kuartal I dan II. BCA yakin, pada kuartal III nanti penyaluran akan melaju pesat terdorong pertumbuhan kredit korporasi yang mulai menghimpun dana untuk belanja modal.

Meskipun belum ada laporan terbaru, Jahja yakin permintaan dari korporasi tersebut akan mendorong penyaluran kredit kuartal III BCA tumbuh lebih dari 12 persen. 
"Pun begitu dengan kuartal IV, kami harapkan masih bagus, sehingga mudah-mudahan kami bisa mencapai (pertumbuhan kredit) di atas 12 persen antara 12 - 15 persen bisa tercapai," kata Jahja di Hotel Ritz Carlton, Selasa (9/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jahja mengakui untuk mendapatkan pertumbuhan kredit maksimal, bank dihadapkan pada bayang-bayang kenaikan suku bunga acuan BI. Kenaikan suku bunga tersebut telah diimbangi perseroan dengan menaikkan suku bunga acuan.

BI sebagai catatan, telah menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 150 basis poin (bps) sejak awal tahun menjadi 5,75 persen mengikuti tren kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed. BCA juga sudah menaikkan suku bunga pinjaman dua kali tepatnya pada Agustus dan Oktober masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).
Mengutip data Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dari laman resmi perseroan, suku bunga untuk kredit korporasi yang berlaku mulai 30 September 2018 sebesar 9,75 persen dan suku bunga kredit ritel sebesar 9,90 persen. Untuk kredit konsumsi BCA mematok suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 9,90 persen dan kredit konsumsi non KPR sebesar 8,33 persen.

Selain suku bunga pinjaman, BCA juga sudah mengerek bunga deposito sebanyak lima kali pada periode Maret, April, dan Juli masing-masing sebesar 25 bps. Saat ini posisi suku bunga deposito untuk simpanan jangka waktu satu bulan sebesar 5,5 persen, jangka waktu tiga bulan sebesar 5,8 persen, jangka waktu enam bulan 5,9 persen dan simpanan satu tahun 5,9 persen.

Jahja memprediksi The Fed akan mengerek suku bunga lagi pada penghujung tahun sebesar 25 bps. Untuk tahun depan, The Fed berpeluang menaikkan suku bunga tiga sampai empat kali. Jahja berharap BI bisa mengambil langkah bijaksana dalam mengimbangi tren kenaikan suku bunga The Fed tanpa menghiraukan pengaruhnya pada suku bunga pinjaman domestik.

"Kalau dibilang mau ngegas itu harus dua kalinya Amerika Serikat (The Fed) karena base kita lebih kecil. Tapi kalau seperti itu, perlu melihat ekonomi kita, bunga pinjaman harus disseimbangkan tidak bisa semata dinaikkan saja," kata Jahja.

Sekadar informasi, pada semester I 2018 BCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp494 triliun tumbuh 14,2 persen dari posisi Rp433 triliun pada periode yang sama tahun lalu.



(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER