Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (
BPS) menyebut
daya beli buruh bangunan dan tani membaik. Hal itu tercermin dari
upah buruh bangunan dan tani yang meningkat secara nominal dan riil pada September 2018.
Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menuturkan upah nominal buruh tani meningkat 0,3 persen, atau naik dari Rp52.505 per hari menjadi Rp52.665 per hari. Namun, secara riil, upah buruh tani meningkat tajam 0,9 persen, yaitu dari Rp37.863 per hari menjadi Rp38.205 per hari.
Yunita mengatakan kenaikan upah buruh tani disebabkan karena deflasi di pedesaan yang mencapai 0,59 persen sepanjang September 2018. Hal ini juga didukung dengan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) yang naik 0,59 persen lantaran harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 2,4 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebabnya mengapa pertumbuhan upah riil lebih tinggi dari upah nominal," ujarnya, di Kantor BPS, Senin (15/10).
Kondisi serupa juga dialami buruh bangunan yang mengalami kenaikan upah nominal 0,29 persen secara bulanan dari Rp86.397 per hari menjadi Rp86.648 per hari.
Namun, kenaikan upah riilnya justru lebih besar, yakni 0,47 persen, dari Rp64.442 per hari jadi Rp64.774 per hari.
Ini juga disebabkan karena deflasi di perkotaan yang mencapai 0,18 persen di September. Meski demikian, upah riil buruh bangunan di September masih lebih kecil dibanding awal tahun yang sebesar Rp64.847 per hari.
"Upah riil jadi meningkat lebih baik karena deflasi," tandasnya.
(glh/bir)