Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menilai proses pemulihan dan rekonstruksi daerah yang terdampak
gempa dan tsunami di
Sulawesi Tengah bisa menjadi peluang bisnis bagi
pengusaha baja dalam negeri.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat Basuki Hadimuljono mengungkapkan baja bisa digunakan untuk membangun kerangka hunian sementara (huntara) bagi para korban.
"Di Palu, kami membangun huntara sangat banyak. Kalau huntara menggunakan kayu pasti harus menebang pohon kami memikirkan untuk menggunakan baca," ujar Basuki saat menghadiri pengukuhan Masyarakat Konstruksi Baja Indonesia di Jakarta, Selasa (16/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika menggunakan baja ringan, menurut dia, kerangka bisa dibongkar dan digunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan huntara di tempat lain di masa mendatang. Maka itu, Basuki mengundang para perancang bangunan untuk mengusulkan desain huntara yang pas menggunakan baja dengan kriteria kuat, cepat, dan murah.
"Minimal, satu huntara barak untuk 10 sampai 12 keluarga, di belakang ada sanitasi, dapur umum," ujarnya.
Basuki mengungkapkan pemerintah ingin menyelesaikan penyediaan huntara dalam dua hingga tiga bulan ke depan.
Dengan demikian, para korban yang masih tinggal di dalam tenda bisa mendapatkan tempat yang layak sebelum direlokasi ke lokasi permanen yang perencanaanya sedang disiapkan.
"Ini bisa menjadi kesempatan bisnis bagi baja, khususnya baja ringan. Yang sudah punya desain segera sampaikan ke Direktorat Jenderal Bina Konstruksi," jelasnya.
Setelah desain huntara disetujui, lanjut Basuki, pemerintah akan berkoordinasi dengan perusahaan pelat merah untuk membantu melakukan pengadaan huntara.
"Selain itu, bagi para pihak yang ingin membantu Sulawesi Tengah bisa kami arahkan untuk menggunakan desain yang kami punya nantinya," ujarnya.
Sebagai informasi, akibat gempa di Sulawesi Tengah yang terjadi pada Jumat (28/9) lalu sebanyak 67.310 unit rumah rusak. Hunian itu tersebar di Kota Palu sebanyak 65.733 unit, Kabupaten Sigi 879 unit, dan Kabupaten Donggala 680 unit.
Pemerintah mencatat jumlah masyarakat yang mengungsi terdata sekitar 87 ribu orang. Korban jiwa atas bencana naas tersebut telah menembus dua ribu jiwa.
(sfr/lav)