Bekraf Pastikan Pangeran Arab Saudi Tak Hadiri Acara di Bali

Tim | CNN Indonesia
Sabtu, 20 Okt 2018 12:14 WIB
Kepala Bekraf Triawan Munaf menegaskan bahwa Pangeran Salman tidak akan hadir di World Conference on Creative Economy di Bali pada awal November mendatang.
Kepala BEKRAF Triawan Munaf menyatakan Pangeran Salman tak akan menghadiri acara World Conference on Creative Economy di Bali, November mendatang. (Foto: OSCAR DEL POZO / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengonfirmasi bahwa Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman tidak akan hadir di 'World Conference on Creative Economy' di Bali November mendatang.

"Sebelumnya kami bermaksud mengundang, tapi sampai saat ini belum ada konfirmasi, jadi tidak akan datang. Kami pun tidak berencana mengejarnya [untuk tetap datang]," demikian pernyataan Triawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (20/10)

Nama Pangeran Salman sempat berada dalam jajaran pembicara acara yang akan dilangsungkan pada 6-8 November di Nusa Dua Convention Center Bali. Ia didapuk menjadi pengisi acara konferensi tersebut bersama Penulis Orange Economy Book Felipe Buitrago Restrepo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, CEO dan Pendiri Tokopedia William Tanuwijaya, Dosen Monash University Xin Gu, dan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nantinya acara itu akan dibuka Presiden Indonesia Joko Widodo yang diikuti sambutan oleh Kepala Bekraf Triawan Munaf dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.



Terlepas dari acara tersebut, beberapa waktu belakangan nama Pangeran Salman diduga menjadi dalang kematian wartawan Jamal Khashoggi.

Dugaan itu sempat diungkapkan Mantan Kepala Badan Intelijen Inggris MI6 Sir John Sawers baru-baru ini, menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa dugaan Khashoggi tewas dan konsekuensinya bagi Arab Saudi akan 'berat' jika para pemimpinnya ditemukan menjadi dalang di balik pembunuhan yang dituduhkan kepadanya.

"Saya pikir Presiden Trump dan tim kementeriannya sadar betapa berbahayanya jika orang bertindak dengan perasaan bahwa mereka memiliki kekebalan dalam hubungan mereka dengan Amerika Serikat," kata Sawers.

"Jika terbukti, dan tampaknya sangat mungkin terjadi, bahwa [Pangeran Muhammad] memerintahkan pembunuhan jurnalis, itu adalah langkah yang terlalu jauh; yang harus ditanggung oleh Inggris, UE dan AS."

Berdasarkan keterangan polisi Turki, pada hari yang sama dengan hilangnya Khashoggi, 15 warga Arab Saudi lainnya, termasuk beberapa pejabat, tiba di Istanbul dengan dua pesawat dan mengunjungi konsulat ketika dia masih berada di dalam.



Baru-baru ini, pemerintah Arab Saudi menyatakan bahwa wartawan Jamal Khashoggi telah meninggal dunia di dalam kantor konsulat di Istanbul, Turki.

Pihak kerajaan Arab Saudi juga menyatakan telah memecat dua pejabat senior yakni Saud al-Qahtani dan Ahmed Asiri yang diketahui terlibat dalam peristiwa tersebut. Pengakuan ini muncul setelah beragam penyangkalan dari pihak pemerintah Saudi terkait hilangnya Khashoggi selama dua pekan terakhir.

Jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan sebelum meninggal dunia, Khashoggi terlibat dalam perkelahian dengan sejumlah orang yang ditemuinya di kantor konsulat. Pemerintah Saudi memastikan pihaknya tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus ini.

"Investigasi masih berlangsung dan 18 orang saat ini telah diamankan," ungkap pernyataan resmi seperti dilaporkan Reuters. (agn/rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER