Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah pada Senin (22/10) berada di posisi Rp15.187 per
dolar AS, bergerak datar dari akhir pekan lalu yang berada di level Rp15.187 per dolar AS.
Pada perdagangan pagi, rupiah sempat melemah ke posisi Rp15.200 per dolar AS, setelah itu menguat ke Rp15.183 per dolar AS hingga kembali ke posisi Rp15.187 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.192 per dolar AS atau menguat dari akhir pekan lalu di Rp15.221 per dolar AS. Di kawasan Asia, mayoritas mata uang melemah dari dolar AS.
Mulai dari baht Thailand melemah 0,55 persen, yen Jepang minus 0,28 persen, dan peso Filipina minus 0,18 persen.
Kemudian, renminbi China melemah 0,14 persen, rupee India minus 0,05 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,04 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dolar Singapura menguat 0,01 persen, dolar Hong Kong 0,03 persen, dan won Korea Selatan 0,3 persen. Begitu pula dengan mata uang utama negara maju.
Poundsterling Inggris melemah 0,21 persen, dolar Australia minus 0,13 persen, franc Swiss minus 0,12 persen, dan euro Eropa minus 0,02 persen. Hanya dolar Janada dan rubel Rusia yang menguat, masing-masing 0,13 persen dan 0,28 persen.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan rupiah bergerak stagnan hari ini karena minim sentimen yang mempengaruhi pergerakan mata uang Garuda, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, sentimen terhadap rupiah baru ada pada hari esok ketika bank sentral nasional mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Oktober 2018.
"Sedangkan dari luar negeri, belum ada rilis data penting dari Amerika, sehingga indeks dolar AS juga terbilang stabil hari ini," kata Dini kepada CNNIndonesia.com, Senin (22/10).
Selain itu, sentimen dari negara lain, misalnya Italia terkait perkembangan masalah defisit anggarannya yang melebihi ekspektasi Komisi Eropa juga belum ada kelanjutan. "Brexit juga belum ada update," pungkasnya.
(uli/agt)