Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China mencatat akan ada 18 pemimpin negara yang datang ke pameran
impor di pusat perdagangan
China di Shanghai pekan depan. Meskipun, dalam pertemuan itu dipastikan tidak ada perwakilan dari negara-negara besar bagian Barat.
Dikutip dari
Reuters, pameran yang akan berlangsung pada 5-10 November 2018 ini akan mengumpulkan perusahaan-perusahaan asing untuk meningkatkan impor sekaligus menghilangkan kekhawatiran asing tentang praktik perdagangan China. Hal ini juga menunjukkan kesiapan untuk mengurangi kesenjangan perdagangan.
Namun, di tengah perang dagang antara
Amerika Serikat (AS) dan China dengan intensitas tinggi saat ini, Negeri Paman Sam mengaku tidak berencana untuk mengirim pejabat senior pemerintah untuk menghadiri pameran itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Luar Negeri China mencatat, para pemimpin yang akan menghadiri pameran tersebut berasal dari Republik Ceko, Kuba, Republik Dominika, Kenya, Lithuania, Panama, El Salvador, Swiss, Kepulauan Cook, Kroasia, Mesir, Hongaria, Georgia, Laos, Malta, Pakistan, Rusia dan Vietnam.
Tak tanggung-tanggung, Presiden Republik Ceko dan Kenya akan hadir dalam pameran tersebut. Bahkan, Rusia dan Pakistan juga akan mendatangkan perdana menteri.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mengatakan perwakilan sejumlah negara sudah dirundingkan melalui sebuah forum konsultasi dengan China.
"Tentu saja, hal ini telah mendapat perhatian luas dan telah diterima secara luas oleh masyarakat internasional," kata Lu Kang seperti dikutip dari
Reuters, Senin (29/10).
Selain itu, Lu berpendapat pameran impor ini menunjukkan tekad dari pemerintah China untuk lebih membuka diri terhadap kegiatan ekonomi global dan bermanfaat bagi pembangunan China.
China menjelaskan akan ada lebih dari 130 negara dan 2.800 perusahaan yang telah memutuskan untuk mengikuti pameran ini, diantara itu tercatat 180 perusahaan asal AS seperti Microsoft Corp, Disney dan Intel Corp yang akan ikut ambil bagian.
Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping telah mengumumkan pameran impor ini pada awal 2017 dan akan mengambil peran untuk memberikan sambutan pada pembukaan acara tersebut. Namun, beberapa kritikus menolak hal itu karena dianggap sebagai bentuk upaya propaganda.
(mjs/lav)