
BPS Catat Inflasi Oktober 0,28 Persen Karena Cabai dan BBM
CNN Indonesia | Kamis, 01/11/2018 11:33 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan harga atau inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Oktober 2018. Sementara secara tahun berjalan (year-to-date/ytd), inflasi sebesar 2,22 persen dan secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 3,16 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan sumbangan inflasi berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan andil sebesar 0,1 persen dan inflasi sebesar 0,42 persen. Sumbangan terbesar kedua berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan andil 0,05 persen dan inflasi 0,27 persen.
"Inflasi kelompok perumahan dan lainnya, disumbang oleh tarif sewa rumah 0,03 persen, tarif kontrak rumah 0,01 persen, semen, besi, dan beton 0,01 persen, emas dan perhiasan 0,01 persen, dan bensin 0,06 persen karena kenaikan harga Pertamax," ujarnya di Kantor BPS, Kamis (1/11).
Selanjutnya, inflasi pada bulan Oktober ini disumbang oleh kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil 0,05 persen dan inflasi 0,26 persen. Lalu, berasal dari kelompok bahan makanan dengan andil 0,04 persen dan inflasi 0,15 persen.
"Inflasi bahan makanan berasal dari cabai merah dengan andil 0,09 persen dan beras, meski kenaikan hanya di beberapa kota sekitar 0,24 persen dengan andil 0,01 persen," katanya.
Meski begitu, BPS mencatat ada beberapa bahan makanan yang justru mengalami penurunan harga, seperti daging ayam ras, bawang merah, dan sayur serta buah-buahan.
Kemudian, inflasi juga disumbang oleh kelompok sandang dengan andil 0,03 persen dan inflasi 0,54 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan andil 0,01 persen dan inflasi 0,09 persen.
Berdasarkan komponen penyumbang, tercatat komponen tingkat harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,32 persen, komponen inflasi inti (core inflation) inflasi 0,29 persen, dan komponen gejolak harga pangan (volatile foods) inflasi 0,17 persen.
Berdasarkan wilayah, dari 82 kota IHK, inflasi terjadi 66 kota dengan inflasi tertinggi di Palu sebesar 2,27 persen dan inflasi terendah di Cilegon sebesar 0,01 persen.
Sedangkan 16 kota lainnya mengalami deflasi. Tercatat, deflasi tertinggi di Bengkulu minus 0,07 persen, dan deflasi terrendah di Tangerang sebesar minus 0,01 persen.
"Di Palu terjadi kenaikan harga, terutama untuk lauk pauk dan tiket penerbangan udara, juga karena harga semen. Kami harapkan pada bulan depan, inflasinya tidak begitu tinggi lagi. Semua tahu bahwa telah terjadi bencana alam di sana," pungkasnya. (uli/bir)
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan sumbangan inflasi berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan andil sebesar 0,1 persen dan inflasi sebesar 0,42 persen. Sumbangan terbesar kedua berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan andil 0,05 persen dan inflasi 0,27 persen.
"Inflasi kelompok perumahan dan lainnya, disumbang oleh tarif sewa rumah 0,03 persen, tarif kontrak rumah 0,01 persen, semen, besi, dan beton 0,01 persen, emas dan perhiasan 0,01 persen, dan bensin 0,06 persen karena kenaikan harga Pertamax," ujarnya di Kantor BPS, Kamis (1/11).
Lihat juga:Peternak Teriak 'Tercekik' Harga Jagung |
Selanjutnya, inflasi pada bulan Oktober ini disumbang oleh kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil 0,05 persen dan inflasi 0,26 persen. Lalu, berasal dari kelompok bahan makanan dengan andil 0,04 persen dan inflasi 0,15 persen.
"Inflasi bahan makanan berasal dari cabai merah dengan andil 0,09 persen dan beras, meski kenaikan hanya di beberapa kota sekitar 0,24 persen dengan andil 0,01 persen," katanya.
Meski begitu, BPS mencatat ada beberapa bahan makanan yang justru mengalami penurunan harga, seperti daging ayam ras, bawang merah, dan sayur serta buah-buahan.
Kemudian, inflasi juga disumbang oleh kelompok sandang dengan andil 0,03 persen dan inflasi 0,54 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan andil 0,01 persen dan inflasi 0,09 persen.
Berdasarkan komponen penyumbang, tercatat komponen tingkat harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,32 persen, komponen inflasi inti (core inflation) inflasi 0,29 persen, dan komponen gejolak harga pangan (volatile foods) inflasi 0,17 persen.
Lihat juga:Mentan Amran Akui Kenaikan Harga Jagung |
Berdasarkan wilayah, dari 82 kota IHK, inflasi terjadi 66 kota dengan inflasi tertinggi di Palu sebesar 2,27 persen dan inflasi terendah di Cilegon sebesar 0,01 persen.
Sedangkan 16 kota lainnya mengalami deflasi. Tercatat, deflasi tertinggi di Bengkulu minus 0,07 persen, dan deflasi terrendah di Tangerang sebesar minus 0,01 persen.
"Di Palu terjadi kenaikan harga, terutama untuk lauk pauk dan tiket penerbangan udara, juga karena harga semen. Kami harapkan pada bulan depan, inflasinya tidak begitu tinggi lagi. Semua tahu bahwa telah terjadi bencana alam di sana," pungkasnya. (uli/bir)
ARTIKEL TERKAIT

Fadli Zon Puji Kebijakan Perbaikan Data Beras Jokowi
Ekonomi 1 tahun yang lalu
BPS Akui Salah Tak Cepat Ubah Metodologi Data Beras
Ekonomi 1 tahun yang lalu
BPS soal Pernyataan Kemiskinan ala Prabowo: Cek Data Dulu
Ekonomi 1 tahun yang lalu
BPS Sebut Luas Lahan Pertanian Kian Menurun
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Jokowi Sebut Data Beras Berantakan Sejak Era Soeharto
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Kementan Tak Mau Disalahkan Soal Masalah Data Beras
Ekonomi 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

Pemprov DKI Ungkap Siklus Tahunan Kenaikan Pengangguran
Nasional • 06 December 2019 05:15
40 Orang Ditangkap Dalam Unjuk Rasa Kenaikan BBM di Iran
Internasional • 17 November 2019 23:50
Unjuk Rasa Kenaikan BBM di Iran, 1 Tewas
Internasional • 17 November 2019 03:05
Fitur Internet of Things Deteksi Sopir Mengantuk
Teknologi • 02 September 2019 21:13
TERPOPULER

Sekarga Garuda Klaim Jemput Pesawat ke Prancis Karena Diajak
Ekonomi • 3 jam yang lalu
Daftar Eks Direktur Garuda yang Jadi Komisaris di Anak Usaha
Ekonomi 5 jam yang lalu
Bangkok Bank Akuisisi Permata dari Astra dan Stanchart
Ekonomi 2 jam yang lalu