Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diprediksi bergerak terbatas pada hari ini, Selasa (6/11). Volume beli sejumlah
pelaku pasar tak lagi signifikan usai indeks menguat dalam dua hari berturut-turut sejak akhir pekan lalu.
Reza Priyambada, Analis CSA Research Institute menilai pelaku pasar juga mulai merealisasikan keuntungan (
profit taking), sehingga bukan tidak mungkin jumlah volume beli dan jual akan seimbang. Hal itu tentu akan menahan IHSG yang kini sedang berada di zona hijau.
"Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas
support 5.875-5.892 dan
resistance diharapkan dapat menyentuh kisaran 5.930-5.945," papar Reza melalui risetnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pelaku pasar akan mengantisipasi data penjualan ritel yang biasanya disurvei oleh Bank Indonesia (BI). Ia memprediksi data penjualan ritel pada Oktober 2018 menanjak dari bulan sebelumnya.
"Pergerakan IHSG masih terlihat akan terus berkonsolidasi sehat di tengah penantian terhadap kenaikan yang masih akan berlanjut dalam beberapa waktu mendatang," terang William dalam risetnya.
William juga optimistis aliran modal asing (
capital inflow) masih akan membanjiri pasar saham Indonesia. Pada perdagangan kemarin, pelaku pasar asing tercatat beli bersih (
net buy) di pasar reguler sebesar Rp761,96 miliar.
"Hari ini IHSG berpotensi menanjak, rentang pergerakan hari ini 5.789-6.002," jelas William.
Sore kemarin, IHSG ditutup menguat tipis 0,24 persen atau 14,3 poin ke level 5.920. Meski tipis, IHSG semakin mendekati area 6.000. Namun, hal itu tak diiringi dengan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mayoritas atau sebanyak 213 saham mendarat di teritori negatif.
Di level global, khusus pergerakan bursa saham Wall Street terlihat bervariasi. Dow Jones dan S&P500 kompak menguat masing-masing sebesar 0,76 persen dan 0,56 persen, sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,38 persen.
(aud/lav)