Jakarta, CNN Indonesia -- Pembatalan kenaikan tarif
cukai rokok oleh pemerintah menjadi berkah bagi
emiten rokok. Diperkirakan harga
saham emiten rokok bakal merangkak naik.
Analis mengatakan dua emiten rokok yang terpengaruh pembatalan kenaikan tarif cukai, yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Kedua saham itu masuk dalam daftar 10 emiten dengan nilai kapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia (BEI). HM Sampoerna, misalnya menjadi emiten dengan kapitalisasi kedua terbesar senilai Rp440,84 triliun. Sedangkan, Gudang Garam menduduki peringkat ke-8 dengan nilai kapitalisasi pasar Rp149,01 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penetrasi pasar HM Sampoerna dan Gudang Garam kan sudah tinggi, jadi potensi kenaikan sahamnya lebih tinggi," ujar Analis BNI Sekuritas William Siregar kepada
CNNIndonesia.com, Senin (5/11).
Sementara, nilai kapitalisasi pasar saham dua emiten rokok lainnya, yakni PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) jauh lebih rendah dibanding dengan HM Sampoerna dan Gudang Garam.
Tercatat, pada penutupan pasar akhir pekan lalu, nilai kapitalisasi pasar Bentoel Internasional Investama hanya Rp11,79 triliun dan Wismilak Inti Makmur sebesar Rp327,44 miliar.
"Sentimen positifnya tetap ada ke emiten rokok lainnya, tapi lebih ke emiten big cap (kapitalisasi besar)," jelasnya.
Terbukti, harga saham HM Sampoerna dan Gudang Garam bergerak lebih kencang dibanding dengan Bentoel Internasional Investama dan Wismilak Inti Makmur. Saham HM Sampoerna dan Gudang Garam menguat masing-masing 4,11 persen ke level Rp3.800 per saham dan 6,6 persen ke level Rp77.075 per saham.
Saham Wismilak Inti Makmur hanya naik 2,65 persen ke level Rp155 per saham. Sedangkan, saham Bentoel Internasional Investama terkoreksi 1,82 persen menjadi Rp324 per saham.
"Tapi kalau dilihat sentimen positif ini bukan untuk jangka pendek, tapi jangka panjang. Beban cukai ini kan tinggi sekali untuk perusahaan rokok," imbuh William.
Terlebih, ia menilai tren kinerja emiten rokok selalu ciamik pada tahun politik. Dalam hal ini, pemilihan presiden (pilpres) pada tahun depan. Hal ini dikarenakan tingkat konsumsi masyarakat selalu bertambah, termasuk pembelian rokok.
"Belanja untuk kegiatan politik kan tinggi untuk kampanye. Belanjanya macam-macam, nah itu rokok juga," kata William.
Sebagai gambaran, pada pilpres 2014 lalu, pendapatan HM Sampoerna meningkat 7,55 persen menjadi Rp80,69 triliun. Namun, laba bersih perusahaan rupanya turun 5,82 persen menjadi Rp10,18 triliun.
Sementara, Gudang Garam terlihat lebih perkasa. Laba bersih perusahaan meningkat signifikan 24,07 persen menjadi Rp5,36 triliun ditopang oleh pendapatan yang naik 17,58 persen saat itu.
Lalu, pada posisi terakhir saat ini atau kuartal III 2018, kinerja kedua emiten tercatat cukup baik meski pertumbuhannya tak sekencang seperti 2014 lalu. Laba bersih HM Sampoerna dan Gudang Garam masing-masing menanjak 3,58 persen menjadi Rp9,69 triliun dan 6,46 persen menjadi Rp5,76 triliun.
 Ilustrasi perdagangan bursa efek. (CNN Indonesia/ Hesti Rika). |
Waspada Aksi Ambil UntungWalaupun potensi kenaikan saham emiten rokok terlihat sampai jangka panjang, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai pergerakan saham HM Sampoerna dan Gudang Garam berpeluang untuk berbalik arah ke zona merah pada awal pekan ini.
"Karena Jumat kemarin penguatannya signifikan, maka dikhawatirkan akan ada potensi aksi profit taking (ambil untung)," tutur Nafan.
Makanya, Nafan mengatakan pelaku pasar lebih baik kembali melakukan aksi beli pada dua saham emiten rokok terbesar itu setelah saham keduanya terkoreksi. Hal ini untuk menjaga harga wajar dari saham HM Sampoerna dan Gudang Garam.
"Tunggu ketika harga terkoreksi. Tapi secara umum untuk jangka panjang bagus sekali," terang Nafan.
Setali tiga uang, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menjelaskan kemungkinan besar pergerakan saham HM Sampoerna dan Gudang Garam tak akan setinggi seperti akhir pekan lalu. Ini artinya penguatan kedua saham itu diramalkan terbatas.
"Kenaikannya tidak akan terlalu banyak," ucap Achmad.
Menurutnya, harga saham HM Sampoerna sepanjang pekan ini akan bergerak dalam rentang Rp3.880-Rp3.950 per saham, Gudang Garam Rp77.800-Rp79.500 per saham, Bentoel Internasional Investama Rp334-Rp350 per saham, dan Wismilak Inti Makmur Rp165-Rp172 per saham.
(bir)