Defisit Neraca Pembayaran Kuartal III Bengkak Jadi US$4,4 M

CNN Indonesia
Jumat, 09 Nov 2018 17:44 WIB
Meningkatnya defisit neraca pembayaran pada kuartal III 2018 didorong kenaikan defisit neraca perdagangan dan jasa, serta menurunnya surplus transaksi modal.
Ilustrasi dolar AS. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia hingga kuartal III 2018 mencapai US$4,4 miliar, membengkak dibandingkan posisi kuartal sebelumnya yang mencapai US$4,3 miliar.

Berdasarkan statistik neraca pembayaran Indonesia yang dipublikasikan, Jumat (9/11), bengkaknya defisit neraca pembayaran didorong oleh melebarnya defisit transaksi berjalan dari US$8 miliar atau 3,02 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II 2018 menjadi US$8,8 miliar atau 3,37 persen terhadap PDB.

"Peningkatan defisit neraca transaksi berjalan dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa," ujar Direktur Eksekutif BI Agusman dalam keterangan resmi, Jumat (9/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut dia, penurunan kinerja neraca perdagangan barang terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas, sementara peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas relatif terbatas akibat tingginya impor.

Sementara kenaikan defisit neraca jasa terutama terjadi pada jasa transportasi, sejalan dengan peningkatan impor barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji.

"Defisit neraca transaksi berjalan masih tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor produk manufaktur dan kenaikan surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara," jelas dia.


Di sisi lain, transaksi modal dan finansial yang selama ini membiayai defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2018 turun dari US$4,5 miliar pada kuartal sebelumnya menjadi US$4,2 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September 2018 menjadi sebesar 114,8 miliar dolar AS. Jumlah cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER