Sri Mulyani Minta Skenario Permodalan Merpati Airlines Diuji

CNN Indonesia
Senin, 12 Nov 2018 11:46 WIB
Menteri Keuangan meminta PT Perusahaan Pengelola Aset melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap seluruh skenario penyelamatan PT Merpati Nusantara Airlines.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) untuk melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap seluruh skenario penyelamatan PT Merpati Nusantara Airlines. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA untuk melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap seluruh skenario penyelamatan PT Merpati Nusantara Airlines, termasuk soal penggunaan aliran modal dari investor swasta.

"Kalau seandainya mereka (calon investor) memiliki modalitas yang kredibel, kami siap mendukung dengan baik, karena buat pemerintah kalaupun perusahaan itu sekarang bangkrut kami cuma mendapatkan sisa-sisa dari pinjaman yang sudah disalurkan, tetapi tidak bisa dikembalikan," ujar Sri Mulyani usai menghadiri upacara Hari Pahlawan di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (12/11).

Seperti dikutip dari pemberitaan sebelumnya, Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) Asep Ekanugraha menyatakan manajemen berencana mengoperasikan kembali layanan penerbangan tahun depan setelah mendapatkan suntikan dana dari investor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Rencananya, penerbangan perdana akan dilakukan di Biak, Papua yang selama ini merupakan salah satu basis Merpati.

"Sudah ada investor swasta yang bersedia menanamkan Rp6,4 triliun untuk mengoperasikan kembali Merpati dan saat ini adalah momentum yang tepat untuk perusahaan berkirprah lagi di bisnis penerbangan," ujar Asep kemarin.

Sebagai catatan, pada akhir tahun lalu, perusahaan memiliki beban utang kepada sejumlah kreditur sebesar Rp10,72 triliun. Bahkan, permasalahan sudah dibawa sampai ranah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).


Berdasarkan data Kementerian BUMN, total aset yang dimiliki Merpati pada akhir 2017 hanya tersisa Rp1,21 triliun. Karena perusahaan tidak beroperasi maka tak ada raihan pendapatan maupun laba bersih. Alhasil, ekuitas perusahaan pun tercatat minus Rp9,51 triliun dan perusahaan merugi Rp737 miliar.

Sri Mulyani, selaku bendahara negara, memahami Merpati membutuhkan suntikan modal untuk menghidupkan kembali bisnis Merpati. Namun, Sri Mulyani menekankan calon investor harus memiliki kredibilitas dan rekam jejak yang baik.

"Tidak hanya orang yang tertarik untuk masuk ke Merpati tetapi cuma membawa nama, tidak membawa keahlian, tidak membawa teknologi, tidak membawa uang," ujarnya.


Pemerintah, lanjut Sri Mulyani, berharap Merpati bisa direvitalisasi secara kredibel. Namun, Sri Mulyani ingin memastikan perusahaan bisa memberikan nilai ekonomi yang lebih besar serta memiliki kegiatan yang menunjang kinerja keuangan setelah kembali dihidupkan.

"Jadi sekarang yang kami harapkan adalah nilai ekonomis dan nilai keuangan yang paling baik dan juga bagaimana menciptakan nilai tambah di perekonomian," ujarnya. (sfr/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER