Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
mengaku memberi lampu hijau atas Kerja Sama Operasi (KSO) yang dilakukan PT
Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan Sriwijaya Air Group.
Budi bakal bertemu manajemen kedua perusahaan untuk membahas soal ambil alih pengelolaan finansial dan operasional
Sriwijaya Air Group oleh Garuda Indonesia melalui anak perusahaannya PT Citilink Indonesia.
"Secara informal sudah lapor, tapi besok saya akan rapat dengan Sriwijaya Air kemudian Garuda Indonesia" kata Budi Karya Sumadi di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (15/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menyatakan mendukung aksi korporasi Garuda, dan meyakini kerja sama dua maskapai itu mampu mengurangi potensi perang tarif antar maskapai penerbangan.
"Kalau saya melihat ini skema yang baik, kondolidasi supaya tidak terjadi perang tarif," ujarnya.
Kerja sama itu, menurut Budi, membuka peluang pembukaan rute baru di daerah yang belum terjangkau namun masih potensial. Sebab, sinergi antara Garuda Indonesia dan Sriwijaya bisa mengurangi tumpang tindih penerbangan dalam satu rute.
Industri Penerbangan Pasang SurutBudi Karya Sumadi menjelaskan kondisi industri penerbangan mengalami pasang surut. Alasannya, industri sangat bergantung pada berbagai faktor, terutama harga bahan bakar minyak.
"Industri penerbangan memang
up and down (naik dan turun) tergantung faktor-faktor yang mendominasi kegiatan itu. Katakanlah avtur maka COGS (
Cost of Goods Sold) atau harga pokoknya naik," jelasnya.
Melalui kerja sama tersebut, lanjutnya, diharapkan menjadi solusi atas tekanan kenaikan harga avtur. Kenaikan avtur ini merupakan imbas lonjakan harga minyak mentah dunia.
"Memang keadaan
cost (harga) itu naik, avtur juga naik karena dolar AS naik, itu memang membuat industri penerbangan tidak mudah, dan untuk itu dengan adanya merger, maka mereka tambah solid," kata Menhub.
Sebagai informasi, melalui penandatanganan KSO tersebut, keseluruhan operasional Sriwijaya Air Group, termasuk finansial akan berada di bawah pengelolaan dari KSO.
Sinergi ini diyakini dapat memberikan dampak yang positif bagi Garuda Indonesia Group. Salah satunya, memperluas segmen pasar, jaringan, kapasitas dan kapabilitas Citilink.
Di sisi lain, kerja sama ini juga dapat mempercepat penyelesaian kewajiban Sriwijaya Group pada salah satu anak Perusahaan Garuda Indonesia.
(ulf/lav)