Jakarta, CNN Indonesia -- Aset
holding BUMN sektor perumahan dan pengembangan kawasan yang tengah dibentuk pemerintah diperkirakan dapat mencapai Rp750 triliun dalam 10 tahun ke depan. Peningkatan aset tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan BUMN dalam membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (
MBR).
Dalam pembentukan
holding tersebut, rencananya, PT Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) akan menjadi induk usaha. Perumnas nantinya akan membawahi PT Pembangunan Perumahan Tbk (Persero), Wijaya Karya, PT Amarta Karya (Persero), PT Virama Karya (Persero), PT Indah Karya (Persero), dan PT Bina Karya (Persero). Saat ini, total aset seluruh BUMN tersebut sebesar Rp174 triliun.
Direktur SDM dan Pengembangan Bisnis PT Wijaya Karya Tbk (Persero) Novel Arsyad pembentukan
holding akan meningkatkan aset perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalamnya. Ia pun optimis dengan pembentukan
holding, pembangunan rumah segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang menjadi amanat BUMN dapat meningkat dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aset meningkat, mobilitas meningkat," kata Novel, Kamis (15/11).
Ia menyebut rata-rata pembangunan rumah MBR saat ini hanya mencapai 2 juta unit per tahun. Dengan pembentukan
holding, ia memperkirakan jumlahnya dan peningkatan aset, ia memperkirakan rata-rata rumah MBR yang dapat dibangun mencapai 4,7 juta unit.
Selain membangun rumah bagi MBR,
holding perumahan dan pembangunan kawasan ini juga akan berekspansi untuk masuk ke kawasan industri. Namun, ia belum bisa merinci di mana target pembangunan kawasan industri tersebut.
"Kalau bicara area, yang sudah kami data itu lebih dari 20 ribu hektare. Itu total di Jawa. Kami baru di Jawa. Itu baru pendataan awal dan bisa jadi lebih besar dari itu," tutur Novel.
Kementerian BUMN sebelumnya menargetkan
holding ini terbentuk paling lambat pekan ketiga Desember 2018 mendatang. Perusahaan yang menjadi anggota
holding rencananya akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada April-Mei 2019.
"Perkiraan dimulai (pembangunan ekspansi) ada tahapan, kami harus melaksanakan transisi dulu. Mulai gerak kencang pada 2020," pungkas Novel.
(aud/agi)