Jakarta, CNN Indonesia -- Operasi pasar yang diselenggarakan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (
Perum Bulog) belum optimal menstabilkan harga beras di pasaran. Terbukti,
Harga beras masih tinggi dan menggerus untung pedagang eceran di sejumlah pasar tradisional di wilayah
Jakarta.
Pekan lalu, Perum Bulog menggelontorkan beras medium ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebanyak 100 ton beras medium. Selanjutnya, Perum Bulog akan memasok 2.000 ton per hari ke PIBC.
"Harga dari sana (pemasok) sudah naik, tetapi harga ke konsumen tidak saya naikkan," ujar Sri Maryatun, pedagang beras di Pasar Genjing Jakarta Pusat, kepada
CNNIndonesia.com, Senin (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri mengungkapkan kenaikan harga beras terjadi pada beras premium dan medium. Harga beras premium, seperti merek Kurma, naik dari kisaran Rp515 ribu menjadi Rp530 ribu per karung 50 kilogram (Kg) atau dari sekitar Rp10.300 menjadi Rp10.600 per Kg. Sedangkan, rata-rata harga beras medium, seperti BMA, naik sekitar Rp20 ribu per karung 50 Kg atau Rp400 per Kg.
"Harga di konsumen masih biasa saja. Saya yang tidak mengambil untung besar agar penjualan tetap lancar," ujarnya.
Menurut Sri, kenaikan harga beras yang diambilnya di Pasar Induk Beras Cipinang sudah terjadi selama beberapa pekan terakhir. Sri mengungkapkan ia baru akan menaikkan harga ke tingkat konsumen jika harga beras sudah terkerek lebih dari Rp30 ribu per karungnya.
Luq, pedagang lain di Pasar Genjing, juga mencatat kenaikan harga beras premium dan medium sejak dua pekan terakhir. Rata-rata kenaikannya berkisar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per karung 50 Kg. Misalnya, harga beras medium BK yang biasanya Rp415 ribu naik menjadi Rp440 ribu per karung 48 Kg.
"Kalau harga per karung besar masih Rp10 ribu hingga Rp15 ribu kami belum bisa menaikkan harga kecuali kalau sudah naik Rp50 ribu per karung itu baru naik Rp1.000 per liter," ujarnya.
Rudi, pedagang di Pasar Rumput Jakarta Selatan, juga mengeluhkan hal yang sama. Kenaikan harga beras per karung membuat keuntungannya menipis.
Rudi menyebut kenaikan harga beras premium mencapai Rp40 ribu per kg. Namun, ia belum menaikkan harga jual beras eceran ke konsumen.
"Saya menghilangkan beras yang harganya Rp8.000 per kg saja," ujarnya.
Kendati demikian, harga beras secara nasional sebenarnya telah menunjukkan penurunan.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga beras nasional di pasar tradisional mulai melandai. Tercatat, harga beras kualitas medium I hari ini Rp11.550 per kg atau turun 2,53 persen dibandingkan Jumat (23/11). Beras kualitas Medium II juga turun 3 persen menjadi Rp11.300 per kg.
Penurunan juga terjadi pada beras kualitas super I dan II sebesar 1,53 persen dan 0,79 persen menjadi masing-masing Rp12.900 dan Rp12.600 per kg.
(sfr/lav)