Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (
BI) memproyeksikan pertumbuhan
kredit pada tahun depan akan berada di kisaran 10-12 persen atau sama dengan target di tahun ini. Sementara
dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan hanya tumbuh di kisaran 8-10 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan prospek ekonomi Indonesia pada tahun depan akan semakin membaik. Pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan tetap meningkat hingga berada di kisaran 5-5,4 persen.
Seiring dengan meningkatnya perekonomian, Perry memperkirakan penyaluran kredit dan penghimpunan DPK juga akan meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan kredit 2019 diperkirakan mencapai 10-12 persen, sementara pertumbuhan DPK perbankan mencapai 8-10 persen dengan kecukupan likuiditas yang terjaga," ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan BI di Jakarta, Kamis (27/11).
Perry menjelaskan penyaluran kredit hingga September 2018 mencapai 12,7 persen secara tahunan. Pertumbuhan terjadi pada seluruh jenis kredit, mulai dari kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi. Sementara DPK tumbuh di kisaran 6,5 persen.
Kondisi permodalan dan likuiditas perbankan, menurut Perry, juga terjaga. Rasio kecukupan modal (CAR) hingga September 208 relatif tinggi dikisaran 22,9 persen, rasio likuiditas (AL/DPK) berada di kisaran 19,2 persen.
"Rasio kredit bermasalah tetap rendah yakni sebesar 2,7 persen (gross) dan 1,2 persen (net)," ungkap dia.
Perry juga mencatat, sistem pembayaran ritel berjalan dengan baik seiring dengan meningkatnya transaksi nontunai. Transaksi nontunai melalui ATM-debit, kartu kredit, dan uang elektronik hingga kuartal III 2018 tercatat tumbuh 12,1 persen.
"Transaksi uang elektronik tumbuh 300,4 persen pada kuartal III 2018, terutama didorong menguatnya preferensi masyarakat bertransaksi melalui platform teknologi finansial dan
e-commerce," jelas dia.
(uli/agi)